Teori Pers Libertarian Mengajarkan Bahwa Kebebasan Pers Adalah Kebebasan
KOMPAS.com
– Menurut Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm dalam bukunya yang berjudul
Four Theories of the Press
(1956) ada empat teori pers, ialah teori pers kahar, teori pers objektif, teori pers berkewajiban, dan teori pers komunis Soviet.
Dikutip dari surat kabar
The Four Press Media Theories: Authoritarianism Media Theory, Libertarianism Ki alat Theory, Social Responsibility Sarana Theory, and Totalitarian Media Theory
(2013) karya Didit Agus Triyono, catur teori pers bisa dikategorikan sebagai teori normatif. Karena keempat teori ini mendeskripsikan norma atau sesuatu yang seharusnya.
Intinya, teori normatif menjatah gagasan bagaimana media harus dikelola dan ditujukan bakal melayani kebutuhan masyarakat serta berkontribusi terhadap sistem ketatanegaraan di mana teori pers tersebut berlaku.
Berikut penjelasan empat teori pers:
Teori pers otoriter
(Authoritarian Theory)
Menurut Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam anak kunci
Publisistik Teori dan Praktik
(2017), teori pers despotis start diterapkan pada abad ke-16.
Teori ini berasal dari falsafah kenegaraan yang membela kontrol sewenang-wenang. Dalam teori pers despotis, pers harus kondusif kebijakan pemerintah serta mengabdi kepada negara. Tidak tetapi itu, para penerbit kembali diawasi sangat paten, izin terbit, dan sensor.
Baca kembali: Konotasi Pers dan Ciri-cirinya
Dalam teori ini, negara punya kedudukan lebih hierarki dibanding individu dalam skala ponten kehidupan sosial. Detik seorang insan menempatkan dirinya di sumber akar otoritas negara, individu tersebut akan bisa mencapai cita-citanya dan punya atribusi bagaikan orang berbudaya.
Teori pers bebas
(Libertarian Theory)
Teori pers bebas mengaras puncaknya lega abad ke-19. N domestik teori pers bebas, khalayak dipandang sebagai makhluk rasional nan rani membedakan mana yang bersusila dan salah.
Secara garis besar, teori ini memfokuskan bahwa pers harus menjadi mitra dalam upaya berburu kebenaran, dan bukannya menjadi alat pemerintah.
Sebutan
“The Fourth Estate”
yang diberikan pada pers, ialah dominasi keempat sehabis manajerial, legislatif, dan yudikatif, menjadi mahajana diterima dalam teori pers ini.
Libertarian theory
menjatah landasan kebebasan tak tekor kepada pers. Sebab itu, pers paling banyak menjatah informasi, hiburan, dan paling banyak terjual tirasnya. Walau begitu, pers lagi paling sedikit dalam mengadakan kontrol terhadap pemerintah.
Teori pers bertanggung jawab sosial
(Social Responsibility Theory)
Dilansir dari buku
Hukum, Etika dan Kebijakan Media (Regulasi, Praktik, dan Teori)
(2015) karya Radita Gora dan Irwanto, cara paling radiks berbunga teori ini adalah pers punya sejumlah kewajiban kepada umum. Bagasi jawab itu dituangkan kerumahtanggaan peraturan serta kode etik.
Baca juga: Alat angkut Cetak: Signifikasi dan Jenisnya
Teori pers bertanggung jawab sosial yaitu perubahan atau perkembangan dari teori sebelumnya, yakni teori pers netral.
Cak semau lima syarat bagaimana pers harus menetapi tanggung jawab sosialnya, yaitu:
- Media harus melayani manifesto yang dapat dipercaya, lengkap, dan cerdas dalam konteks yang memberikannya makna.
- Media harus berfungsi sebagai forum perubahan komentar dan kritik.
- Media harus memproyeksikan paparan yang tekun mengoper bersumber kelompok konstituen privat awam.
- Media harus menyajikan serta menguraikan tujuan dan nilai masyarakat.
- Ki alat harus menyediakan akses penuh terhadap informasi yang tersembunyi, pada suatu ketika.
Teori pers komunis Soviet
(The Soviet Communist Theory)
Teori ini yakni konsep cabang dari teori pers penguasa atau
authoritarian theory. Dulunya sistem pers ini dianut 10 hingga 11 negara yang berbenda di bawah otoritas Kakak Republik Sosialis Soviet.
Sistem pers ini menopang kehidupan sistem sosialis Soviet Rusia, serta memiara pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap segala kegiatan sebagaimana biasanya terjadi dalam hidup komunis.
Karena itu, negara-negara yang menganut sistem ini bukan punya pers bebas, nan ada hanya pers pemerintah. Waktu ini, hanya RRC yang menganut teori pers komunis Soviet.
Dapatkan update
berita pilihan
dan
breaking news
setiap hari terbit Kompas.com. Yuk berintegrasi di Grup Benang besi “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://tepi langit.me/kompascomupdate, kemudian join. Sira harus install permohonan Telegram malar-malar tinggal di ponsel.
Source: https://www.kompas.com/skola/read/2022/02/17/090000469/4-teori-pers-menurut-siebert-peterson-dan-schramm?page=all