Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Think Pair Share (TPS) yaitu salah satu salah satu kerangka konseptual penerimaan kooperatif nan dirancang bikin meningkatkan arketipe interaksi pelajar sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Metode Think Pair Share diawali dengan penyajian materi secara klasikal, kemudian permasalahan diberikan kepada pesuluh yang bekerja sama dengan mandu berpasangan (think-pairs), lebih lanjut siswa melakukan presentase kelompok (share).
Metode Think Pair Share pertama kali dikembangkan maka dari itu Frank Lyman di Perserikatan Maryland pada periode 80 an. Strategi Think Pair Share berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Metode ini memasyarakatkan gagasan tentang waktu tunggu atau berpikir (wait or think time) puas anasir interaksi penataran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh intern meningkatkan respon siswa terhadap tanya.
Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share yakni tipe yang sederhana dengan banyak keuntungan karena memungkinkan petatar untuk berkarya sendiri dan berkreasi seimbang dengan orang lain, kooperasi siswa optimal dan memberi kesempatan setidaknya delapan kali makin banyak kepada siswa bakal menunjukkan partisipasi mereka ke orang bukan.
Pengertian Think Pair Share
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran kooperatif diversifikasi Think Pair Share (TPS) berbunga sejumlah mata air sentral:
- Menurut Yahya (2012), Think Pair Share yaitu metode pengajian pengkajian nan bisa memaksimalkan semangat belajar siswa. Metode think pair and share menyerahkan waktu kepada peserta untuk nanang dan merespon serta ganti kontributif dalam mengkaji permasalahan yang disajikan hawa.
- Menurut Huda (2015), Think Pair Share yaitu model pembelajaran yang membagi waktu bagi siswa untuk boleh berpikir secara sosok maupun rapat. Metode ini memberikan waktu pada siswa bakal mempertimbangkan jawaban dari pertanyaan alias permasalahan yang akan diberikan oleh temperatur. Murid saling kontributif dalam menyelesaikan kelainan tersebut dengan kemampuan nan dimiliki masing-masing. Sesudah itu dijabarkan maupun menjelaskan di ruang kelas.
- Menurut Trianto (2012) dan Istarani (2012), Think Pair Share adalah varietas pembelajaran kooperatif nan dirancang lakukan mempengaruhi pola interaksi siswa. Think Pair Share baik digunakan privat melatih tulang beragangan berfikir siswa secara baik, bagi itu pembelajaran model ini menekankan lega eskalasi daya nalar, daya reseptif murid, daya imajinasi siswa, dan daya kajian terhadap suatu masalah.
- Menurut Ngalimun (2017), Think Pair Share yaitu model pembelajaran kooperatif dengan sintaks. Hawa menyajikan materi klasikal, berikan permasalahan kepada siswa dan pesuluh bekerja kerumunan dengan mandu berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi keramaian (share), kuis khas, bagi kredit urut-urutan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Intensi dan Manfaat Think Pair Share
Menurut Isjoni (2009), melangkahi model pembelajaran kooperatif spesies Think Pair Share (TPS), peserta didik bisa belajar secara bergerombol bersama padanan-temanya dengan kaidah saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang bukan bagi mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
Menurut Susilo (2005), beberapa keuntungan penggunaan eksemplar penataran kooperatif tipe Think Pair Share di privat proses penataran, antara bukan yaitu:
- Membantu menstrukturkan sumbang saran. Pesuluh mengikuti proses yang sudah ditentukan sehingga mewatasi kesempatan pikirannya melebar dan tingkah lakunya menyimpang karena harus melapor hasil pemikirannya ke mitranya/temannya.
- Meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat petatar.
- Meningkatkan lamanya time on task dalam kelas dan kualitas kontribusi pelajar dalam urun rembuk kelas bawah.
- Siswa bisa mengembangkan kecakapan hidup sosialnya.
Mengenai menurut Huda (2015), manfaat Think Pair Share (TPS), antara enggak yaitu ibarat berikut:
- Memungkinkan pesuluh untuk berkreasi koteng dan bekerja sama dengan orang lain.
- Mengoptimalkan partisipasi siswa.
- Memberikan kesempatan kepada siswa bakal menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
Prinsip-prinsip Think Pair Share
Menurut Rusman (2011), model penerimaan Think Pair Share (TPS) merupakan keseleo suatu rancangan pendedahan kooperatif nan mempunyai bilang prinsip, yakni:
- Prinsip kecanduan positif (positive interdependence). Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penuntasan tugas tergantung plong kampanye yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja gerombolan ditentukan maka itu kinerja per anggota kerumunan. Maka itu karena itu, semua anggota dalam keramaian akan merasakan saling ketergantungan.
- Bagasi jawab oknum (tunggal accountability). Kejayaan kelompok adv amat tersampir dari masing-masing anggota kelompoknya, makanya karena itu setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan beban jawab yang harus dikerjakan intern kerubungan tersebut.
- Interaksi berhadapan (face to face promotion interaction). Memasrahkan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok bagi bertatap muka untuk berbuat interaksi dan urun pendapat bikin silih memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
- Kooperasi dan komunikasi (participation communication). Melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi kerumahtanggaan kegiatan pembelajaran.
- Evaluasi proses kerumunan. Menetapkan waktu unik bagi keramaian untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sekufu mereka agar selanjutnya bisa berangkulan dengan lebih efektif.
Langkah-ancang Think Pair Share
Menurut Al-Tabany (2015), ancang-persiapan hipotetis pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dilakukan melalui beberapa tahapan, ialah sebagai berikut:
a. Langkah 1 – Berpikir (Think)
Guru mengajukan suatu soal atau keburukan yang dikaitkan dengan pelajaran, meminta pelajar memikirkan jawaban bersumber permasalahan nan diajukan secara mandiri. Sreg tahap Think, siswa diminta lakukan berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan ataupun ki kesulitan yang diajukan. Pada tahap ini, siswa semoga menuliskan jawaban mereka, hal ini karena master enggak dapat memantau semua jawaban petatar satu per suatu sehingga dengan catatan siswa tersebut, guru dapat memantau semua jawaban dan selanjutnya akan dapat dilakukan perbaikan ataupun pelurusan atas konsep-konsep maupun pemikiran nan masih salah. Dengan adanya tahap ini, maka hawa dapat mengurangi kebobrokan dari adanya pesuluh nan mengobrol karena sreg tahap Think ini mereka akan bekerja sendiri kerjakan bisa menguasai ki aib.
b. Langkah 2 – Berpasangan (Pairing)
Master mengarahkan siswa buat berpasangan dan memperdebatkan barang apa nan sudah lalu dipikirkan dengan teman sebangku. Pada tahap ini guru mempersunting kepada peserta untuk berdampingan dengan teman di sampingnya, misalnya teman sebangkunya. Ini dilakukan seharusnya peserta yang bersangkutan dapat bertukar mualamat satu sama lain dan ganti melengkapi ide-ide jawaban yang belum terpikirkan pada tahap Think. Lega tahap ini bahwa cak semau dua orang murid bagi setiap kebalikan. Langkah ini dapat berkembang dengan menerima pasangan lain untuk membuat kelompok berempat dengan tujuan memperkaya pemikiran mereka sebelum berbagi dengan kelompok lain yang lebih besar, misalnya papan bawah. Namun dengan pertimbangan tertentu, kadang-kadang gerombolan yang osean akan berkarakter kurang efektif karena akan mengurangi ruang dan kesempatan bagi tiap makhluk untuk berpikir dan mengungkapkan idenya.
c. Langkah 3 – Berbagi (Sharing)
Guru meminta kepada pelajar untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa nan mereka bicarakan. Pada tahap ini setiap pasangan atau kelompok kemudian berbagi hasil pemikiran, ide, dan jawaban mereka dengan bandingan alias gerombolan lain atau bisa ke keramaian nan kian besar merupakan kelas. Anju ini adalah penyempurnaan langkah-langkah sebelumnya, dalam artian bahwa langkah ini menolong agar semua kelompok berakhir titik yang separas yaitu jawaban yang paling benar. P versus ataupun kelompok yang pemikirannya masih kurang sempurna atau yang belum menyelesaikan permasalahannya diharapkan menjadi lebih memahami pemecahan masalah yang diberikan berlandaskan penjelasan kelompok lain yang berkesempatan buat mengungkapkan pemikirannya. Alias seandainya waktu memungkinkan, dapat juga memberi kesempatan pada semua kerubungan untuk modern dan menyampaikan hasil diskusinya bersama pasangannya.
Kelebihan Dan Kekurangan Think Pair Share
Setiap eksemplar pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan saban, serupa itu kembali dengan Think Pair Share (TPS). Menurut Istarani (2014), kelebihan dan kehabisan model pendedahan kooperatif varietas Think Pair Share adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
Kelebihan maupun jenama Think Pair Share (TPS) ialah:
- Dapat meningkatkan pusat nalar pesuluh, daya paham siswa dan analisis terhadap suatu permasalahan.
- Meningkatkan partisipasi antara siswa karena mereka dibentuk n domestik keramaian.
- Meningkatkan kemampuan petatar internal mengetahui dan menghargai pendapat orang lain.
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat bak implementasi hobatan pengetahuannya.
- Master lebih memungkinkan buat menambahkan pengetahuan momongan ketika selesai diskusi.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan Think Pair Share (TPS) adalah:
- Berat menentukan permasalahan yang sekata dengan tingkat pemikiran murid.
- Bahan-mangsa yang berkaitan dengan membahas persoalan yang cak semau bukan dipersiapkan baik oleh guru alias siswa.
- Kurang terbiasa memulai pembelajaran dengan suatu permasalahan nan rel atau nyata.
- Pengalaman siswa intern menyelesaikan penyakit nisbi sedikit.
Daftar Pustaka
- Yahya. 2022.
Penerapan Pola Pendedahan Kooperatif Keberagaman Think Pair And Share (TPS) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Lega Materi Ciri-Ciri Makhluk Umur di SMP Distrik 2 Pintar Kabupaten Pidie
. Buletin Pendidikan Atrium Hobatan. - Huda, Miftahul. 2022.
Cooperative Learning – Metode, Teknik, Struktur dan Konseptual Penerapan
. Yogyakarta: Pusta Pelajar. - Ngalimun. 2022.
Stategi Pembelajaran
. Yogyakarta: Parama Ilmu. - Isjoni. 2009.
Cooperatif Learning
. Bandung: Alfabeta. - Susilo, Herawati. 2005.
Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
. Malang: Universitas Distrik Malang. - Rusman. 2022.
Model-Komplet Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
. Jakarta: Sinuhun Grafindo Persada. - Trianto. 2022.
Model Pembelajaran Terpadu
. Jakarta: Bumi Aksara. - Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2022.
Mendesain Paradigma Pendedahan
. Jakarta: Prenadamedia - Group.
- Istarani. 2022.
58 Model Pengajian pengkajian Inovatif
. Gelanggang: Kendaraan Persada.
Source: https://www.kajianpustaka.com/2022/01/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-think-pair-share-tps.html