Latar Belakang Kesulitan Belajar Siswa
KESULITAN Berlatih
MAKALAH
Diajukan Untuk Menepati Syarat Salah Satu Tugas Mata Lektur:
Psikologi Pendidikan
Dengan Dosen Wali:
JURUSAN : PENDIDIKAN Temperatur MI
FAKULTAS TARBIYAH DAN Pedagogi
Universitas AGAMA Islam Wilayah ( IAIN )
TULUNGAGUNG
MARET 2022
Kata PENGANTAR
Alhamdulillah puji terima kasih kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesegaran dan kesempatan intern rangka memintasi bahara kami
seumpama mahasiswa, yaitu dalam rencana tugas yang diberikan oleh ibu dosen dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.
Nan kedua shalawat serta dan salam pelalah tercurahkan kepada yamtuan Utusan tuhan besar Muhammad saw, sahabat beserta keluarganya karena dengan tangkisan beliau kita bisa berkumpul di tempat yang luhur ini.
Dan kami ucapkan terima belas kasih kepada :
1.
Rektor Institut Agama Selam Distrik (IAIN) Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Ag, yang telah membina lembaga (bekas) kami menimba ilmu publikasi sejauh ini.
2.
Dosen pengampu,
Mirna Wahyu Agustina, M.Psi.
, nan telah menerimakan pengarahan kepada kami internal pembuatan makalah ini hingga radu.
3.
Teman-teman sekelompok dan setimpal yang telah kontributif dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kertas kerja ini jauh dari arketipe, baik dari penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Maka dari itu karena itu kami mengasakan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya terbit dosen mata kuliah guna menjadi acuan n domestik bekal asam garam bagi kami untuk lebih baik di musim yang akan hinggap.
Tulungagung,
05 Maret 2022
Notulis,
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………………….
i
Kata sambutan……………………………………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….
iii
Pintu
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
…………………………………………………………….
1
B. Rumusan Kelainan…………………………………………………………………….
2
C. Tujuan Pembahasan Masalah………………………………………………………
2
D. Batasan Ki aib………………………………………………………………………
2
BAB
II
Pematang TEORI
A. Definisi Kesulitan Sparing………………………………………………………….
3
B. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar……………………………………………..
3
C. Diaknosa Kesulitan Berlatih………………………………………………………..
5
D.
Intervensi (Pemecahan Keburukan) Kesulitan Belajar
………………………..
6
Pintu III PE
MBAHASAN……………………………………………..…….…..10
Pintu IV Akhir
A. Inferensi……………………………………………………………………………
12
B. Saran……………………………………………………………………………………..
12
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………………………….
14
Portal I
PENDAHULUAN
Sparing adalah kegiatan yang berproses dan adalah unsur yang habis penting n domestik setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini bermakna bahwa bertelur atau gagalnya pencapaian maksud pendidikan itu amat gelimbir sreg proses belajar yang dialami siswa, baik momen ia bernas n domestik sekolah maupun dilingkungan kondominium (keluarga).
Sreg sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut tak hanya dia;ami oleh siswa-siswa yang berdaya minus saja. Hal tersebut pula dialami oleh siswa-pelajar yang berkekuatan tinggi. Selain itu, siswa yang berkapasitas rata-rata juga mengalami kesulita privat berlatih. Sedang nan namanya kesulitan membiasakan itu merupakan kondisi proses belajar yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu cak bagi mencapai kesuksesan.
Kesulitan belajar ini tidak majuh disebabkan oleh intelegensi yang terbatas akan sekadar kembali disebabkan oleh factor-faktor non-integensi.
Maka dari itu kami tertarik membahas penyakit kesulitan berlatih ini karena disaat sekarang ini banyak anak atau siswa yang banyak mengalami
masalah kesulitan belajar. Kami berharap dengan adanya referat ini kami semua dapat memahami mengenai faktor dan kejadian yang dapat dilakukan bagi menghilangkan rasa kesulitan belajar.
1.
Bagaimana definisi kesulitan belajar ?
2.
Apa faktor penyebab kesulitan belajar ?
3.
Bagaimana diagnosa kesulitan membiasakan ?
4.
Bagaimana intervensi (pemecahan penyakit) kesulitan berlatih ?
1.
Menguraikan definisi kesulitan berlatih
2.
Menguraikan faktor penyebab kesulitan belajar
3.
Menjelaskan
diagnosa kesulitan belajar
4.
Menguraikan intervensi (pemecahan keburukan) kesulitan sparing
Kertas kerja ini sekadar membahas tentang “definisi kesulitan membiasakan, faktor penyebab kesulitan membiasakan,
diagnosa kesulitan sparing, intervensi (pemecahan masalah) kesulitan belajar”.
Pintu II
LANDASAN TEORI
A.
Definisi Kesulitan Berlatih
Kesulitan belajar pada intinya merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seorang peserta tak boleh mengajuk proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain lega kebanyakan yang disebabkan faktor-faktor tertentusehingga dia sederhana maupun malah tak dapatmencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Plong dasarnya, kesulitan membiasakan yang dialami siswa tidak selalu disebabkan maka itu rendahnya tingkat intelegensia atau kecerdasan siswa. Namun demikian, kesulitan belajar boleh disebabkan juga oleh banyak factor seperti faktor-faktor fisiologis, psikologis, sarana dan prasarana internal belajar dan pembelajaran serta fa
k
tor ligkungan belajarnya.
[1]
B.
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar lega petatar dapat dikelompokkan menjadi factor internal dan factor eksternal.
Faktor dalam yang bisa menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa antara lain, kemampuan intelektual, manah dan kepercayaan diri, motivasi, kedewasaan untuk belajar, atma, jenis kelamin, adat belajar, kemampuan mengingat , serta kemampuan mengindra seperti mematamatai, mendengarkan, membau dan merasakan. Padahal menurut Serdak Ahmadi dan Widodo Supriyono faktor internalyang menjadi penyebab kesulitan sparing pada siswa yaitu :
a.
Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada peserta seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat tubuh.
b.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis pelajar yang dapat menyebabkan kesulitan belajar meliputi tingkat inteligensia sreg umumnya yang rendah, bakat terhadap ain pelajaran nan sedikit, minat membiasakan dan moti
v
asi yang kurang.
2.
Faktor eksternal, yang dapat menyebabkan kesulitan membiasakan bagi petatar dapat konkret master, kualitas pembelajaran, instrument dan fasilitas pembelajaran, serta mileu sosial dan duaja.Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono faktor eksternal nan menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa yaitu :
a.
Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial yang bisa menyebabkan kesulitan membiasakan pada siswa dapat nyata peralatan berlatih ataupun media belajar yang abnormal baik alias lebih lagi kurang lengkap, kondisi ruang berlatih yang tekor layak dan waktu pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang disiplin.
[2]
Kerubungan faktor nonsosial lainnya dapat berupa keadaan gegana, suhu, cahaya, perian (pagi,siang, atapun lilin batik). Semua faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas harus kita atur sedemikian rupa sehingga boleh membantu (menunggangi) prose belajar secara maksimal. Letak sekolah alias tempat berlatih misalnya harus meenuhi syarat-syarat seperti di temoat yang tidak terlalu dekat dengan kebisingan, demikian pun dengan alat-alat pelajaran serta bangunannya.
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor insan (sesama orang).
[3]
Faktor sosial nan juga dapat menyebabkan munculnya persoalan berlatih sreg murid seperti faktor keluarga, sekolah ,teman bermain, dan mileu mahajana.
[4]
C.
Diagnosa Kesulitan Membiasakan
Menurut Sugihartono dkk,diagnosis kesulitan sparing dapat diterjamahkan sebagai sebuah proses yang dilakukan makanya suhu untuk menentukan ki aib alias ketidak mampuan peserta dalambelajar nan dilakukan dengan cara meneliti beraneka rupa parasan pantat faktor penyebabnya dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak dan dapat dipelajari. Cuma demikian, yang perlu dipahami, kegiatan diagnosis kesulitan belajar lain semata-mata sekedar mengetahui gejala-gejala dan faktor-faktor yang menyebabkan sendiri siswa mengalami kesulitan membiasakan, namun juga sampai pada penentuan prospek bantuan yang dapat diberikan baik oleh guru alias pihak bukan yang dianggap mampu. Oleh sebab itu, kegiatan diagnosis kesulitan sparing merupakan satu proses dan upaya kerjakan memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan berlatih dengan menghimpun dan mempergunakan bervariasi data /informasi sesetel dan seobyektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan serta mencari alternative prospek pemecahannya.
Dengan demikian, diagnosis kesulitan belajar boleh dikatakan sebagai sebuah proses cak bagi melakukan identifikasi kesulitan berlatih pada siswa privat upaya menentukan sumur dan factor penyebabnya. Tujuannya adalah membantu siswa tanggulang kesulitan belajarnya melalui berjenis-jenis alternatife pemecahannya atas bawah data/pengetahuan yang lengkap dan akurat yang telah terkumpul.
[5]
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas anju-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan berlatih jenis tertentu nan dialamai siswa. Prosedur begitu juga ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar. Banyak langkah diagnostic yang boleh ditempuh suhu, antara lain yang cukup terkenal yaitu prosedur Weener and Senf (1982) sebagaimana nan dikutip Wardani (1991) laksana berikut :
1.
Mengamalkan observasi papan bawah untuk melihat perilaku menyimpang siswa detik mengikuti pelajaran.
2.
Menginterogasi penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan.
3.
Mewawancari basyar tua atau wali petatar untuk memaklumi keadaan ihwal keluarga yang kelihatannya menimbulkan kesulitan belajar.
4.
Memberikan konfirmasi diagnostic bidang kecakapan tertentu buat mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
5.
Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
[6]
D.
Intervensi (Pemecahan Penyakit) Kesulitan Membiasakan
Banyak alternatif yang dapat diambil guru kerumahtanggaan tanggulang kesulitan berlatih siswanya. Akan cuma, akan tetapi sebelum saringan tertentu diambil, hawa sangat diharapkan buat terlebih dahulu melakukan beberapa ancang penting laksana berikut :
1.
Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
2.
Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu nan memerlukan restorasi.
3.
Menyusun program perombakan, khusunya program remedial teaching (pengajaran reformasi).
Sesudah langkah-langkah di atas selesai, barulah guru melaksanakan persiapan selatjutnya, yakni melaksanakan programa perbaikan.
1.
Analisis Hasil Diagnosis
Data dan informasi yang diperoleh guru melampaui diagnostik kesulitan berlatih tadi mesti dianalisis sebegitu rupa, sehingga kesulitan khusus yang dialami pelajar yang berprestasi abnormal itu dapat diketahui secara karuan. Contoh : Badu
mengalami kesulitan khusu
s
privat mengerti konsep pembukaan “polisemi”. Polisemi ialah sebuah istilah nan menunjuk pengenalan yang memiliki dua makna atau lebih. Kata “turun” umpamanya, boleh dipakai intern beraneka ragam frase sebagai halnya roboh harga, turun tangan, dan sebagainya. Contoh sebaliknya, perkenalan awal “mendaki” yang juga dapat diapaki dalam banyak frase seperti : naik daun,naik darah, naik banding, dan seterusnya
.
2.
Menentukan Kecakapan Bidang Problematis
Berdasarkan hasil analisis tadi, temperatur diharapkan dapat menentukan meres kecakapan tertentu yang dianggap problematis dan memerlukan perbaikan. Bidang-satah kecakapan ini dapat dikategorikan menjadi tiga tipe :
a.
Satah kecakapan bermasalah yang dapat ditangani maka dari itu guru sendiri.
b.
Bidang kecakapan bersoal yang dapat ditangani makanya suhu dengan bantuan ayah bunda.
c.
Latar kecakapan bermasalah nan tidak dapat ditangani baik oleh master maupun orangtua.
Kembali ke soal Badu, ternyata dari hasil diagnosis diketahi bahwa ia belum memiliki kecakapan mengarifi konteks kalimat, khususnya kalimat-kalimat yang mengandung unsur polisemi. Kesannya sebuah kata yang kepentingan aslinya “X” dalam sebuah konteks kalimat dia pahami sebagai “X” pun dalam konteks kalimat lain.
3.
Menyusun Program Perbaikan
Dalam hal menyusun acara pengajaran perbaikan (remedial teaching), sebelumnya guru perlu menetapkan situasi-peristiwa sebagai berikut :
a.
Tujuan pengajaran remedial.
b.
Materi pengajaran remedial.
c.
Metode pengajaran remedial.
d.
Alokasi waktu pencekokan pendoktrinan remedial.
e.
Evaluasi keberhasilan siswa setelah mengimak program pengajaran remedial.
4.
Melaksanakan Acara Pembaruan
Pada prinsipnya, program pencekokan pendoktrinan remedial itu lebih cepat dilaksanakan tentu saja akan makin baik. Tempat penyelenggaraannya bisa dimana saja, sumber akar gelanggang itu memungkinkan siswa klien (petatar yang memerlukan uluran tangan) memusatkn perhatiannya terhadap proses pengajaran perombakan tersebut. Namun patut dipertimbangkan oleh master penyuluh kemungkinan digunakannya ulas Bimbingan dan Penyuluhan yang terhidang di sekolah internal rangka mengefisienkan ruang BP tersebut.
Selanjutnya untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai alternatif-alternatif kiat pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru lalu dianjurkan mempelajari persendian spesial mengenai bimbingan dan penyuluhan. Selain itu, guru juga dianjurkan untuk mempertimbangkan eksploitasi ideal-abstrak mengajar tertentu nan dianggap sesuai andai alternatif lain maupun pendukung cara memecahkan masalah kesulitan belajar siswa.
[7]
5.
Cara Belajar Yang Baik
a.
Andaikankamu sudah lalu mempunyai cara belajar nan baik, artinya dengan caramu itu sira bisa belajar dengan mudah. Misalnya “Bungkusan, saya belajar dengan membaca sekali namun sudah jelas, mudah mengerti”, “Pak, dengan baca sekali, dengan dengar uraian, dan bagi skema-skema, mudah sekali ikut”, dan sebagainya maka cara itu boleh kamu pakai terus.
b.
Bikin yang sulit belajar, manakah cara belajar yang baik? Selain sudah dijelaskan sebelumnya, coba dengarkan cara yang biasa beberapa orang lakukan ini!
1)
Dengan membaca keseluruhan dala satu bab atau mencoret yang berharga.
2)
Sekiranya belum jelas, baca lagi dengan menulis pokok-pokoknya pada catatan.
3)
Dia pelajari sosi-pokok kependekan tersebut.
4)
Apabila masih lupa, lihat penggalan mana yang kelupaan.
5)
Bila harus menghafal tembang, ia dapat melakukan :
a)
Baca seluruhnya alun-alun-alun-alun
dan
tenang. Baca lagi dengan menuliskan pembukaan-kata
/
kalimat-kalimat yang sukar. Baca kembali,
dan
ditekankan nan masih lupa/sukar. Hafalkan di luar bos.
b)
Gunakan kalimat/jeti (slogan), huruf angka-huruf angka, ataupun kependekan-abreviasi. Misalnya, TEKAD, AKABRI, dan lain-lain.
c)
Apabila menghafal sejarah, buatlah reben akronim silsilah.
d)
Apabila mempelajari ilmu spirit, buktikanlah dengan melihat permakluman. Misalnnya, benarkah jagung berakar serabut? Atau sebagaimana segala apa wujudnya?
e)
Apabila mempelajari ilmu pasti (aljabar-ukur), banyak-banyaklah berlatih mengerjakan pertanyaan dan membuktikan dail-dalilnya.
f)
Segera tanyakan ke guru apabila menghadapi kesukaran-kesukaran.
Jabaran di atas akan mempunyai kelebihan jika kita mau membuktikannya dengan niat kita, memiliki keinginan kuat untuk melaksanakannya, berdisipin/menaati dan menetapi susuk yang sudah ditentukan cak bagi belajar, gemar membaca kunci, jangan suka menganggur untuk apapun yang berguna.
[8]
BAB III
PEMBAHASAN
Setiap murid mempunyai karakteristik yang farik antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut silam wajar mengingat mereka juga pecah berusul keluarga dan mileu yang farik pula.Dalam hal sparing misalnya, setiap siswa juga memiliki tingkatan dan kemampuan belajar yang berbeda pula. Kali mandu berlatih mereka pun tidak setara suatu dengan yang lain. Adanya perbedaan kemampuan belajar tersebut mengakibat antara satu siswa dengan siswa yang enggak kadang terjadi disekuilibrium yang cukup besar. Maksudnya disatu arah ada siswa yang habis cerdas dan di sebelah lain suka-suka siswa nan kurang juru. Bagi murid yang cerdas tentu membuat berbesar hati gurunya, akan tetapi murid nan rendah prestasi belajarnya menjadi permasalahan tersendiri kerjakan guru dan juga murid itu sendiri. Nah, dalam proses Bimbingan Konseling dapat diambil sebuah permasalahan mengenai pelajar nan rendah prestasi belajarnya maupun siswa yang mengalami kesulitan berlatih.
Sebut saja Doni (bukan nama sebenarnya), adalah seorang pesuluh kelas 5 yang punya skor hasil berlatih terendah di kelasnya. Poin rendah tersebut enggak hanya kerjakan satu atau dua mata pelajaran saja, tetapi intim semua mata les. Kerumahtanggaan proses kegiatan belajar mengajar Doni terlihat sukar sekali menerima materi latihan. Selain itu Doni juga enggak bisa fokus terhadap pelajaran. Ia kian suka bermain dan mengganggu teman sebangkunya. Tidak jarang temperatur seringkali menegurnya lantaran mengganggu pemusatan siswa enggak. Sayangnya Doni tidak lantas diam dan fokus pada pelajaran sampai jam tuntunan selesai. Beberapa menit kemudian ia kembali mengganggu temannya dan tidak fokus puas pelajaran. Pekerjaan Flat (PR) yang diberikan hawa pun sering tidak ia kerjakan.
Permasalahan Doni di atas tentu menjadi kepanikan suhu dan juga orang tua. Oleh karena itu guru perumpamaan ayah bunda kedua dan juga dianggap kian kompeten dalam mengenal dan mencerna karakteristik murid, mengambil awalan-langkah tertentu bagaikan upaya untuk membagi solusi atas permasalahan yang menimpa Doni tersebut.
Persiapan-anju yang diambil yaitu:
1.
Memanggil Doni dan bersuara empat mata perihal segala sesua
tu
yang terkait dengan masalahnya.
2.
Memberinya denotasi bahwa polah yang dilakukannya riuk.
3.
Memotivasi Doni untuk giat belajar dengan kata-kata persuasif.
4.
Mengklarifikasi kepada Doni akanpentingnya belajar, baik cak bagi
s
ekarang maupunmasa depan.
5.
Menyerahkan perhatian yang lebih dalam kegiatan proses sparing mengajar. Maksudnya jika Doni belum mengetahui suatu materi, hawa harus dengan sabar menjelaskannya juga dengan kata-introduksi yang mungkin bertambah mudah dimengerti.
6.
Memberinya rahmat sebagai pengungkit jika prestasinya meningkat.
7.
Mengajak peran serta ibu bapak untuk timbrung membantu dan menyibuk Doni n domestik kegiatan berlatih di apartemen.
[9]
BAB IV
PENUTUPAN
1.
Kesulitan sparing merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seorang siswa tidak dapat mengikuti proses penataran dengan baik seperti petatar lain sreg umumnya nan disebabkan faktor-faktor tertentu sehingga engkau tertinggal atau malah tidak dapatmencapai tujuan membiasakan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
2.
Faktor penyebab kesulitan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
3.
Diagnosa kesulitan belajar
dapat diterjamahkan seumpama sebuah proses yang dilakukan oleh guru untuk menentukan masalah atau ketidak mampuan pelajar dalambelajar nan dilakukan dengan cara meneliti berbagai latar birit faktor penyebabnya dengan cara menganalisis gejala-gejala yang terpandang dan bisa dipelajari.
4.
Intervensi (Pemecahan Kebobrokan) Kesulitan Belajar boleh dilakukan dengan pendirian
Menganalisis hasil diagnosis, Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan restorasi, dan Menyusun program perbaikan.
1.
Hendaknya referat ini dapat dijadikan misal salah satu mata air pendedahan kerjakan pembaca.Dan makalah ini boleh berharga bagi banyak pihak, utamanya bagi penggubah dan pembaca
2.
Kerjakan pendidik diharapkan boleh menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak didiknya dan dapat menciptakan cara sparing yang congah membuat peserta didik bersemangat dalam belajar sehingga dapat mencerna les sesuai dengan intensi yang diinginkan. Mudah-mudahan pendidik berkomplot dengan orang tua atau wali siswa dalam meningkatkan prestasi berlatih dan mengurangi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar.
3.
Untuk peserta didik seyogiannya tetap menerapkan sikap disiplin dan tepat waktu dalam belajar. Pelajari hal-kejadian yang berkaitan dengan ilmu pemberitaan, tak perlu sungkan untuk menyoal sreg temperatur jika memang ada hal nan belum dimengerti.
BAB V
DAFTAR RUJUKAN
Bimo, Walgito, 2010,
Bimbingan + Konseling [Penelitian & Karier], Yogyakarta: Andi.
Irham, Muhammad, dkk, 2022,
Psikologi pendidika
n
: Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran
, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suryabrata, Sumaedi, 2004,
Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kaisar Grafindo.
Yamtuan,
Mihibbin, 2022,
Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
Bandung: Rosda
.
[1]
Muhammad Irham ,dkk,
Psikologi pendidika
ufuk
: Teori dan Permintaan dalam Proses Pembelajaran
, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2022
,
hlm.254.
[3]
Sumadi Suryabrata,
Psikologi Pendidikan, Jakarta: Emir Grafindo Persada,2004, hlm.233.
[4]
Muhammad Irham, dkk,
Ilmu jiwa pendidika
n
: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran
…, hlm.264.
[5]
Muhammad Irham, dkk,
Psikologi pendidika
tepi langit
: Teori dan Petisi privat Proses Pembelajaran
…, hlm.254.
[6]
Muhibbin Syah,
Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Hijau,
Bandung: Rosda, 2022, hlm.172.
[8]
Walgito Bimo,
Bimbingan+Konseling [Riset & Karier],
Yogyakarta: Andi, 2010, hlm.152.
Source: http://santoson111.blogspot.com/2018/12/makalah-kesulitan-belajar-makalah.html