Desain Kompetensi Dan Tujuan Pembelajaran
Pintu I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kebobrokan
Kompetensi yakni kecakapan yang memadai cak bagi melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki ketrampilan & kecakapan nan diisyaratkan. Sedangkan kompetensi menurut
Van Looy, Van Dierdonck, and Gemmel
menyatakan kompetensi adalah sebuah karakteristik manusia yang bersambung dengan efektifitas performa, karakteristik ini dapat dilihat seperti kecenderungan bertindak, berperilaku, dan berpikir.
Kompetensi yang harus dikuasai peserta ajar wajib dinyatakan sedemikian rupa mudah-mudahan dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik mengacu pada camar duka langsung. Peserta didik perlu mengetahui harapan sparing, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan misal criteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan bersendikan tujuan-harapan yang telah di tetapkan, dan mempunyai konstribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian terhadap pencapaian kompetensi teradat dilakukan secara netral, berdasarkan kinerja peserta jaga, dengan bukti penguasaan mereka terhadap takrif, kelincahan, skor dan sikap sebagai hasil membiasakan. Dengan demikian n domestik pembelajaran yang di rancang berdasarkan kompetensi, penilaian lain dilakukan berdasarkan pertimbangan nan berwatak subjektif.
Maka itu karena itu, kompetensi merupakan factor penentu bertelur tidaknya tujuan pengajian pengkajian. Dengan kompetensi yang tinggi nan dimiliki maka dari itu peserta pelihara maka karuan hal ini boleh menentukan kualitas penataran yang baik. Sehingga pada hasilnya, keadaan ini boleh melahirkan peserta didik yang berkualitas tinggi dalam segala keadaan, baik serebral, afektif, Maupun psikomotorik.
B. Perumusan Masalah
Dalam penulisan Makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah antara lain adalah sebagai berikut:
1. Segala pengertian Desain Pembelajaran ?
2. Apa konotasi kompetensi dan karakteristiknya ?
3. Bagaimana mendesain kompetensi ?
4. Apa pengertian pamrih penerimaan ?
5. Bagaimana maksud dari taksonomi tujuan pembelajaran
6. Bagaimana Penyusunan Kompetensi dan Harapan Pembelajaran ?
7. Bagaimana rangkaian kompetensi dengan intensi pembelajaran ?
8. Apasaja Kompetensi yang dimiliki Hawa dan Siswa ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Signifikansi Desain Penerimaan
Desain Pembelajaran adalah praktek penyusunan media tekhnologi komunikasi bersumber isi lakukan mendukung hendaknya boleh terjadi transfer manifesto secara efektif antara guru dan petatar didik yang meliputi penentuan status tadinya dari pemahaman peserta didik,formulasi tujuan pendedahan dan merancangnya.
Menurut
Reigeluth
Desain Pendedahan adalah proses bakal menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan mudahmudahan timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri pengajar kearah yang dikehendaki.
Sedangkan menurut
Briggs
Desain Pembelajaran adalah Rang tindakan yang terintegrasi yang membentangi komponen harapan,metode dan penilaian untuk menuntaskan ki aib ataupun memenuhi kebutuhan.
B. Pengertian kompetensi dan karakteristiknya
Kompetensi adalah kecakapan yang pas untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki ketrampilan & kecakapan yang diisyaratkan. Sedangkan kompetensi menurut
Van Looy, Van Dierdonck,
and
Gemmel
menyatakan kompetensi adalah sebuah karakteristik manusia nan berbimbing dengan efektifitas performa, karakteristik ini bisa dilihat seperti gaya bertindak, berkepribadian, dan berpikir dalam-dalam.
Jadi digresi disimpulkan bahwa Kompetensi merupakan kemampuan petatar maupun mahasiswa cak bagi mengerjakan sesuatu dengan baik bagaikan hasil dari proses pembelajaran atau pendidikan yang diikutinya. Sehingga kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu n domestik melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan uraian tugas yang dilakukannya.
Menurut Spencer and Spencer kompetensi terdiri dari 5 Karakteristik merupakan :
1.
Motives,
ialah sesuatu dimana sesorang secara loyal berfikir sehingga ia melakukan tindakan.
Spencer
menambahkan bahwa motives adalah “drive, direct and select behavior toward certain actions or goals and away from others “. Misalnya seseorang yang mempunyai senawat berprestasi secara konsisten melebarkan tujuan – tujuan yang memberi suatu tantangan pada dirinya sendiri dan bertanggung jawab penuh kerjakan mencapai tujuan tersebut serta mendambakan semacam “
feedback “
untuk memperbaiki dirinya.
2.
Traits, ialah watak yang takhlik orang untuk berperilaku ataupun bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan kaidah tertentu. Sebagai hipotetis seperti mana percaya diri, yuridiksi diri, ketabahan atau resep resistan.
3.
Self Concept, adalah sikap dan kredit – nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan skor diukur melalui tes kepada responden bagi mengetahui nilai nan dimiliki seseorang dan apa yang mengganjur bagi seseorang untuk mengamalkan sesuatu.
4.
Knowledge, adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang mania. Pembuktian pengetahuan mengukur kemampuan pesuluh untuk memilih jawaban yang paling benar tetapi enggak boleh mengintai apakah sesorang dapat berbuat pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
5.
Skills, merupakan kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental.
C. Cara Mendesain Kompetensi
Alternatif purwa mendesain kompetensi atau intensi pendedahan maupun hasil berlatih ain ceramah atau netra les nan anda ampu bersendikan KBK (kurikulum berbsasi kompetensi), lazimnya ada tiga komponen nan harus dirumuskan khususnya dalam KBK, yaitu:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi sumber akar
3. Indicator
Patokan Kompetensi yaitu kebulatan pemberitaan, keterampilan, sikap, dan tingkat perebutan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu indra penglihatan kuliah. Cakupan standar kompetensi ialah standar isi (content standard) dan tolok penampilan (performance patokan). Dengan kata bukan Standar Kompetensi yaitu sebuah kesempurnaan prestasi terbesar dari mata orasi nan diperoleh mahasiswa maupun sebuah keutuhan prestasi terbesar
berasal alat penglihatan latihan setelah mengalami proses pembelajaran dalam satu semester.
Sedangkan Kompetensi Radiks yakni jabaran dari standar kompetensi yaitu pengetahuan, kegesitan dan sikap
minimal
yang harus dikuasai dan dapat ditampilkan murid alias mahasiswa. Dengan perkenalan awal lain, Kompetensi Dasar adalah kompetensi-kompetensi pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya Tolok Kompetensi. Minus penguasaan Kompetensi Pangkal mahasiswa atau siswa lain akan mungkin berhasil dengan utuh alias eksemplar akan tercapainya Barometer Kompotensi bagaikan hasil prestasi terbesar sebagai sebuah totalitas.
Indicator adalah rumusan kompotensi nan bertambah individual yang menunjukkan cirri-ciri penguasaan suatu kompetensi dasar maupun sub-kompetensi. Sebuah kompetensi dasar memiliki bilang bukti atau tanda perebutan.
D. Denotasi Tujuan Penataran
Merujuk plong gubahan
Hamzah B. Uno
berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan maka dari itu para pakar.
Robert F. Mager
mengemukakan bahwa intensi pengajian pengkajian yaitu perilaku nan hendak dicapai atau yang dapat tergarap maka itu pesuluh lega kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.
 Kemp
dan
David E. Kapel
mengistilahkan bahwa harapan pembelajaran satu pernyataan yang distingtif nan dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan privat bentuk catatan untuk menggambarkan hasil sparing yang diharapkan.
Henry Ellington
bahwa harapan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai seumpama hasil belajar. Provisional itu,
Oemar Hamalik
mengistilahkan bahwa tujuan pembelajaran yaitu suatu deskripsi mengenai tingkah larap yang diharapkan tercapai oleh siswa sehabis berlangsung penelaahan .
Upaya merumuskan harapan pembelajaran boleh memberikan arti tertentu, baik bagi suhu maupun siswa.
Nana Syaodih Sukmadinata
mengidentifikasi 4 (catur) kemujaraban pecah tujuan pembelajaran, yaitu:
a.
Memudahkan kerumahtanggaan mengkomunikasikan intensi kegiatan sparing mengajar kepada pesuluh, sehingga siswa bisa mengamalkan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri;
b.
Menggampangkan guru memilih dan menyusun bahan tuntun;
c.
Membantu memudahkan hawa menentukan kegiatan membiasakan dan alat angkut pembelajaran;
d.
Memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Musim 2008 adapun Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pengajian pengkajian memberikan petunjuk bagi memilih isi netra pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk privat mengidas alat-radas sokong pengajaran dan prosedur pengajaran, serta meluangkan dimensi (standar) untuk menyukat prestasi sparing siswa.
Meski para ahli memasrahkan rumusan tujuan pembelajaran yang plural, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa :
a.
Tujuan penerimaan adalah tercapainya peralihan perilaku maupun kompetensi pada pelajar setelah menirukan kegiatan pengajian pengkajian
b.
Tujuan dirumuskan n domestik buram pernyataan atau deskripsi yang individual. Yang menarik bagi digaris bawahi yakni dari pemikiran
Kemp dan David E. Kapel
bahwa perumusan maksud pembelajaran harus diwujudkan dalam susuk tertulis. Peristiwa ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan penelaahan seyogyanya dibuat secara terjadwal (written plan).
E. Taksonomi Harapan Pengajian pengkajian
Taksonomi harapan pembelajaran merupakan suatu penjenisan tujuan penelaahan, nan lazimnya digunakan misal dasar cak bagi merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran.
Buat boleh menentukan maksud pembelajaran nan diharapkan, pemahaman taksonomi tujuan atau hasil belajar menjadi sangat terdepan buat seoarang guru. Dengan pemahaman ini suhu akan dapat menentukan dengan makin jelas dan tegas apakah harapan intruksional pencekokan pendoktrinan yang diasuhnya lebih bersifat kognitif, dan mengacu kepada tingkat intelektual tertentu, alias lebih berperilaku afektif atau psikomotorik.
Taksonomi Bloom
sangat tenar di Indonesia, bahkan tampaknya nan paling populer dibandingkan dengan taksonomi lainnya.
Taksonomi Bloom
mengelompokkan tujuan kognitif kedalam enam kategori,merupakan sebagai berikut:
a. Deklarasi ( Knowledge )
– Mengingat
– Menghafaz
b.Pemahaman ( Conferehension )
– Menerjemahkan
– Menginterpretasikan
– Menyimpulkan
c. Penerapan ( Aplication )
– Menggunakan konsep cara, dan prosedur bagi memecahkan ki kesulitan
d. Kajian ( Analysis )
– Memecahkan konsep menjadi bagian-babak
– Mencari hubungan antar bagian
e. Sintesis ( Syintesis )
– Menggabungkan bagian-episode menjadi satu kesendirian
f. Evaluasi ( Evaluation )
– Membandingkan kredit-nilai, ide-ide, metode dsb. dengan tolok
Taksonomi Tujuan Psikomotor Menurut
Harrow
.Pamrih instruksional daerah psikomotor dikembangkan oleh
Harrow.Taksonomi Harrow
ini juga menyusun tujuan psikomotor secara hierarkis privat lima tingkat, ki belajar sebagai yang paling sederhana dan pewarganegaraan sebagai yang paling kompleks.
a. Naturalisasi
– Melakukan gerak secara wajar dan efisien
b. Perangkaian
– Merangkaikan berbagai operasi secara berkesinmbungan
c. Ketepatan
– Melakukan gerak dengan teliti dan benar
d. Penggunaan
– Memperalat konsep untuk mengamalkan gerak
e. Peniruan
– Mengajuk gerak yang telah diamati
Taksonomi Harapan Afektif Menurut
Krathwohl, Bloom dan Masia
. Krathwohl, Bloom dan Masia mengembangkan taksonomi tujuan yang berorientasikan kepada ingatan atau afektif. Taksonomi ini menggambarkan proses seseorang di intern mengenali dan mengadopsi satu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman baginya n domestik bertingkahlaku. Krathwohl memilah tujuan afektif ke n domestik 5 kelompok.
a.
Pengamalan
–
Internalisasi angka-biji men-makara pola hidup
b.
Pengorganisasian
–
Menghubung-kan kredit yang dipilih dengan sistem biji yang ada
–
Mengintegra- sikan nilai-nilai tersebut ke dalam hidupnya
c.
Penghargaan Terhadap Skor
–
Menerima ni-lai-biji, setia kepada angka- nilai
–
Menjabat teguh nilai- skor
d.
Pemberian Respon
–
Aktif hadir
–
Berpartisipasi
e.
Introduksi
–
Ingin mengakuri
–
Ingin menghadiri
–
Sadar akan suatu situa- sang, bahan, fenomena
Harapan pembelajaran biasanya diarahkan lega salah satu wilayah semenjak taksonomi.
Benyamin S.Bloom dan D.Krathwohl
memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan,yakni:
1.Kewedanan Kognitif
Kawasan kognitif adalah kawasan yang ceratai harapan pendedahan berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat kenyataan mencecah tingkat nan lebih pangkat merupakan evaluasi.Negeri kognitif ini terdiri atas 6 panjang yang secara hierarkis berurut dari yang paling rendah (kabar) mencapai yang paling hierarki (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tingkat Amanat (knowledge)
b. Tingkat Pemahaman (comprehension)
c. Tingkat Penerapan (application)
d. Tingkat Analisis (analysis)
e. Tingkat Paduan (synthesis)
f. Tingkat Evaluasi (evaluation)
2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku)
Kawasan afektif adalah suatu domain nan berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan pembiasaan ingatan social. Jenjang afeksi ini ada lima, berasal yang paling keteter ke yang obsesi adalah sebagai berikut;
a. Kemauan Menerima
b. Kemauan Menanggapi
c. Berkeyakinan
d. Penerapan Karya
e. Ketekunan dan ketelitian
3. Kawasan Psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) nan bersifat manual maupun motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain, domain ini pun memiliki berbagai janjang. Urutan hierarki dari yang paling sederhana mencapai yang paling kompleks (tertinggi) adalah;
a. Impresi
b. Ketersediaan melakukan suatu kegiatan
c. Mekanisme
d. Respons terbimbing
e. Kemahiran
f. Adaptasi
g. Originasi
F.
Penyusunan Desain Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran
Sebelum dilakukan penyusunan desain
kompetensi dan tujuan pembelajaran, terlebih suntuk harus dipertimbangkan beberapa aspek tersapu proses pembelajaran tersebut. Penyusunan ini harus disesuaikan dengan tabiat ilmu yang akan dikembangkan. Selain itu, disesuaikan juga dengan desain kurikulum yang ada dengan merefleksikan visi, misi dan maksud tulangtulangan penyelenggara pembelajaran tersebut serta program studi ataupun jurusan yang ada.
Desain kompetensi nan berdasarkan visi sekolah dalam menghasilkan lulusan yang sesuai dengan idealisme pendiri dan maksud stakholder
.
Selain pertimbangan kurikulum, adanya profil lulusan programa eksplorasi juga membantu untuk mempermudah dalam mendesain kompetensi. Hal ini lantaran materi pada profil akan terlihat tingkat harapan eks kompetensi terdepan dan kompetensi suporter programa pendalaman. Oleh karena itu, biografi ini akan bisa menuntun penyusunan desain kompetensi dengan lebih mudah dan terpaku sesuai dengan arah tujuan suatu program riset.
G. Gayutan Kompetensi Pembelajaran dengan Tujuan Pembelajaran
Privat kurikulum nan merentang sreg pencapaian kompetensi, tujuan yang harus dicapai maka dari itu petatar dirumuskan dalam rangka kompetensi. Intern pembangunan konteks peluasan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan berpangkal pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap nan direfleksikan dalam sifat berfikir dan bertindak. Seseorang yang sudah lalu n kepunyaan kompetensi dalam bidang tertentu bukan doang mengetahui, tetapi lagi mencerna dan meresapi bidang tersebut nan tercermin dalam dalam teoretis prilaku sehari-hari.
Dalam kurikulum, kompetensi andai intensi pendedahan dijadikan ibarat kriteria kerumahtanggaan pencapaian tujuan kurikilum. Baik guru dan pelajar perlu memahami kompetensi nan harus dicapai kerumahtanggaan proses pendidikan dan pembelajaran. Kesadaran ini diperlukan kerjakan memudahkan privat merancang politik keberhasilan.
Internal kompetensi perumpamaan tujuan, di dalamnya terletak beberapa aspek, yaitu:
a.
Takrif (knowledge)
b.
Pemahaman (undestanding)
c.
Kemahiran
(skill)
d.
Sikap (attitude)
e.
Minat
(interest)
Sesuai dengan aspek-aspek di atas, maka tampak bahwa kompetensi sebagai maksud dalam kurikulum itu bertabiat kompleks. Artinya bertujuan buat meluaskan keterangan, pemahaman, kecakapan, nilai, sikap dan minat siswa mudah-mudahan mereka dapat melakukan sesuatu dalam rencana kemahiran disertai rasa tanggung jawab. Dengan demikian maksud yang ingin dicapai dalam kompetensi ini yakni bagaimana memberikan pemahaman dan penyerobotan materi hendaknya dapat mempengaruhi cara bertindak dan berpikir n domestik spirit sehari-hari.
H. Kompetensi Suhu dan Kompetensi Peserta
Kompetensi seorang guru yang baik itu adalah sebagai berikut:
1.
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogic ataupun akademik ini menunjukkan kepada kemampuan guru untuk mencampuri proses belajar mengajar, tersurat di dalamnya perencanaan dan pelaksanaan, evaluasi hasil sparing mengajar dan pengembangan siswa sebagai basyar-insan.
Kompetensi pedagogik membentangi:
a.
menguasai karakteristik siswa bermula aspek awak, moral, social, cultural, sentimental, dan intelektual.
b.
menguasai teori belajar dan pendirian-pendirian pembelajaran nan mendidik.
c.
mengembangkan kurikulum nan terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
d.
menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang menempa.
2.
Kompetensi Pribadi
Kompetensi ini mengkaji dedikasi dan ketaatan guru. Mereka harus tunak, dewasa, bijak tegas, boleh menjadi contah bakal para peserta dan memilki budi mulia.
Kompetensi pribadi meliputi:
a.
bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, social, dan kebudayaan kewarganegaraan Indonesia.
b.
mencadangkan diri bak pribadi yang jujur, berahklak mulia, dan model kerjakan siswa dan masyarakat.
c.
memajukan diri sebagai pribadi yang mantab, stabil dan dewasa, arif dan berwibawa.
d.
menunjukkan etos kerja, tanggung jawab nan strata, rasa bangga menjadi temperatur, dan rasa percaya diri.
e.
menjunjung tahapan kode etik profesi guru.
3.
Kompetensi Professional
Kompetensi ini menunjukkan kemampuan guru untuk menguasai materi pembelajaran. Guru harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai subyek yang di ajarkan, mampu mengikuti kode etik professional dan menjaga serta melebarkan kemampuan profesionalnya.
Kompetensi ini menutupi:
a.
Menguasai materi, struktur, konsep, dan sempurna piker alamiah yang mendukung indra penglihatan tutorial yang diampu.
b.
memecahkan barometer kompetensi dan kompetensi dasar mata latihan/permukaan pengembangan yang diampu.
c.
meluaskan materi penerimaan yang diampu seara kreatif.
d.
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
e.
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi bakal berkomunikasi dan meluaskan diri.
4.
Kompetensi Sosial
Kompetensi ini menunjukkan kepada kemampuan guru lakukan menjadi bagain dari awam, berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan para petatar, para guru lain, staf pendidikan lainnya, ayah bunda dan wali pelajar serta masyrakat.
Kompetensi ini membentangi:
a.
berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan sesame pendidik, tenaga kependidikan, sosok tua dan masyarakat.
b.
beradaptasi di bekas bertugas di seluruh wilayah Republik Indinesia yang mempunyai kebinekaan social budaya.
c.
berkomunikasi dengan komunitas profesi dan profesi lain secara oral dan tulisan alias buram lain.
Sedangkan Kompetensi yang dimiliki maka itu Siswa adalah sebagai berikut:
a.
Kompetensi Akademik
b.
Kompetensi Personal
c.
Kompetensi Vokasional
d.
Kompetensi Sosial
BAB III
Penghabisan
A. Kesimpulan
Desain Pembelajaran adalah praktek penyusunan media tekhnologi komunikasi dari isi buat membantu seyogiannya bisa terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik yang meliputi penentuan harga diri semula berpokok pemahaman petatar tuntun,perumusan tujuan pendedahan dan merancangnya.
Kompetensi adalah kemampuan peserta atau mahasiswa untuk mengerjakan sesuatu dengan baik andai hasil bersumber proses pembelajaran atau pendidikan yang diikutinya. Sehingga kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu n domestik melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan uraian tugas yang dilakukannya.Sementara karakteristik kompetinsi meliputi
motives, traits, self concept, knowledge, skills.
Cara Mendesain Kompetensi Alternative pertama mendesain kompetensi atau intensi pembelajaran alias hasil belajar mata kuliah atau ain pelajaran nan anda ampu berdasarkan KBK (kurikulum berbsasi kompetensi), galibnya ada tiga komponen yang harus dirumuskan khususnya kerumahtanggaan KBK, adalah; Barometer Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indicator.
Maksud Penerimaan adalah
suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan privat perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan bagi menggambarkan hasil belajar nan diharapkan.
Taksonomi harapan penerimaan yakni suatu kategorisasi harapan pembelajaran, nan umumnya digunakan sebagai asal bikin memformulasikan harapan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi ini meliputi Embaran,Kognisi,Penerapan,Amatan,Sintesis dan Evaluasi.
Sebelum dilakukan penyusunan desain
kompetensi dan intensi pembelajaran, sampai-sampai terlampau harus dipertimbangkan bilang aspek terkait proses pembelajaran tersebut. Penyusunan ini harus disesuaikan dengan tabiat ilmu yang akan dikembangkan.
Hubungan Kompetensi pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran Dalam kurikulum misalnya, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dijadikan sebagai kriteria dalam pencapaian tujuan kurikilum. Baik guru dan murid perlu memahami kompetensi yang harus dicapai kerumahtanggaan proses pendidikan dan pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan untuk memudahkan dalam merancang strategi keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Munthe, Bermawi,
Ki akal Praktis Desain Penerimaan, Yogyakarta: CTSD, 2009.
2.
Yasin, Moh Fahri,
Sistem Evaluasi Pembelajaran,
Gorontalo: Sultan Amai Press, 2009.
3.
Uno, Hamzah B.,
Perencanaan Penataran, Jakarta: PT. Manjapada Aksara, 2008.
4.
Bemawy Munthe,Desain Pembelajaran,(Yogyakarta: PT.Pustaka Insan Madani,2009).
5.
Hamzah B.Uno,
Perencanaan Pembelajaran,
(Jakarta: PT Mayapada Aksara,2006).
6.
Moh Fahri Yasin,Sistem Evaluasi Pembelajaran,
(
Gorontalo: Raja Amai Press, 2009
).
7.
Prawiradilaga, Dewi Salma,
Prinsip Dasar Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana, 2009).Cet.3
8.
Sugeng Listiyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah,Perencanaan Pembelajaran;
Jakarta.2004.
9.
Majid, Abdul,
Perencanaan Penelaahan Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2022.
10.
Pidarta, Made,
Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005.
Source: http://kurniawaalex.blogspot.com/2014/10/makalah-desain-kompetensi-dan-tujuan.html