Cara Belajar Baca Alquran Dengan Tajwid
tirto.id – Umat Islam diperintahkan bagi membaca dan merenungkan Al-Quran laksana kitab sucinya. Tilawah Al-Quran mengharuskan pembacanya memahami ilmu tajwid. Sebab, seandainya Al-Alquran dibaca minus tajwid, maslahat ayat dan maknanya melenceng, serta tidak sesuai lagi. Lantas, segala apa hukum mempelajari ilmu tajwid kerumahtanggaan Islam?
Anjuran membaca Al-Quran sesuai kaidah tajwid tergambar dalam firman Allah SWT plong surah Al-Muzzammil ayat 4 sebagai berikut:
” … Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan,”
(QS. Al-Muzzammil [73]: 4).
Kendati Al-Alquran beristiadat Arab, namun cara membacanya tidak sebagaimana bacaan Arab sreg umumnya. Ada kaidah dan panduan membaca Al-Quran yang dikenal dengan ilmu tajwid.
Aji-aji tajwid ini disusun maka dari itu para ulama buat menjawab problem momen Islam menyebar ke banyak daerah di majemuk kontinen. Banyak orang ‘ajam
atau non-Arab nan bukan kritis dan tidak boleh mengaji Al-Quran.
Dengan belajar tajwid, kendati tidak paham bahasa Arab, seorang muslim dapat melakukan tilawah dengan baik, kendati masih patah lidah.
“Dan orang yang mengaji Al-Qur’an, sedang beliau masih teragakagak lagi berat dalam membacanya, maka kamu akan mendapatkan dua pahala,”
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Keutamaan dan Kaidah Membaca Al Quran dengan Tartil
Cara mengaji Al-Alquran dengan tartil secara baik dan benar adalah dengan mengimak kaidah tajwidnya. Untuk dapat melakukan tilawah secara tartil, mau lain mau umat Selam harus belajar ilmu tajwid.
Bagaimanapun juga, tajwid diartikan misal ilmu dan cara membaca Al-Quran, serta melafalkan ayat dengan menjatah setiap aksara nasib baik-eigendom, serta membacanya sesuai
makhraj
hurufnya, begitu juga dinyatakan Syekh Muhammad Al-Amin As-Syinqithy (1897-1973).
Ketika seseorang salah atau keliru melafalkan suatu ayat, ia segera menyunting ucapannya dan melafalkannya juga sesuai sifat fonem dengan tidak dikurangi maupun dilebih-lebihkan.
Detik ayat-ayat Al-Quran dibaca dengan baik dan ditadaburi, terwalak banyak keutamaan bagi umat Islam, sebagaimana tergambar kerumahtanggaan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Bacalah Al-Qur’an karena sepantasnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di perian hari pembalasan,”
(H.R. Muslim).
Dalam sabda enggak, Halikuljabbar menjanjikan bahwa orang yang mendaras Al-Quran memperoleh berkah dan limpahan kemuliaan bersama para malaikat.
Berusul Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW berkata:
“Orang yang membaca Al-Qur’an dan anda mahir membacanya, maka kelak beliau akan bersama para malaikat nan sani pula taat kepada Allah,”
(H.R. Bukhari Muslim).
Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid dalam Selam
Tujuan mempelajari ilmu tajwid merupakan cak bagi mengaji Al-Quran sesuai dengan nan dicontohkan Rasulullah SAW dan memelihara lisan berpunca kesalahan dan menjaga kesejatian Al-Alquran, sama dengan dikutip dari buku
Bawah-pangkal Ilmu Tajwid
(2020) yang ditulis Marzuki dan Sun Choirul Ummah.
Bersendikan kejadian itu, mayoritas ulama menyatakan bahwa hukum belajar hobatan tajwid adalah fardu kifayah. Dalam hal ini, kewajiban fardu kifayah ambruk atas satu keramaian.
Jika riuk seorang berusul kerumunan itu belajar guna-guna tajwid, kewajiban atas sisanya menjadi gugur.
Akan tetapi, jika seluruh kelompok tidak ada suatu pun yang mempelajari ilmu tajwid, semuanya menjadi berdosa.
Selanjutnya, apabila seseorang telah mengerti ilmu tajwid, mengamalkannya detik mengaji Al-Alquran adalah fardu ain atau mesti diaplikasikan, sebagaimana dilansir
NU Online.
Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 121:
“Orang-orang yang sudah lalu Kami berikan Al Kitab [termasuk Al-Quran] kepadanya, mereka membacanya dengan wacana nan selayaknya, mereka itu beriman kepadanya,”
(QS. Al-Baqarah [2]: 121).
Bersendikan ayat tersebut, ulama ahli qiraat pecah mazhab Syafi’i, Ibnu Al-Jazari terlebih menyatakan bahwa membaca Al-Quran dengan tajwid hukumnya wajib.
Orang yang membaca Al-Quran sonder pendirian tajwid dianggap berdosa sebab Allah SWT menaruh Al-Quran dengan tajwidnya.
Mempelajari ilmu tajwid merupakan suatu keutamaan individual bagi seorang mukmin. Derajat orang nan belajar Al-Quran akan ditinggikan Allah SWT, baik di dunia ataupun di alam baka.
Kejadian itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sebaik-baik kalian adalah nan mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya,”
(HR. Tirmidzi).
(tirto.id –
Sosial Budaya)
Penulis: Abdul Hadi
Penyunting: Addi M Idhom
Source: https://tirto.id/hukum-mempelajari-ilmu-tajwid-cara-membaca-al-quran-dengan-tartil-gn8o