Bersetubuh Yang Benar Menurut Ajaran Islam
Foto: Getty Images/iStockphoto/Soifer/6 Tata Pendirian Berhubungan Suami Istri Menurut Islam Sesuai Sunnah
Jakarta
–
Hubungan suami istri sebetulnya enggak tema pembicaraan yang tabu. Pasangan nan sudah lalu menikah terlazim adv pernah pendirian memperlakukan pasangannya dengan baik.
Islam, intern Al Quran dan hadist, sebetulnya sudah lalu mengeset cara berhubungan laki istri menurut Selam sesuai sunnah. Kebiasaan ini bukan mengurangi berkah dan kepuasan saat bersambung sensualitas plong pasangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut enam cara berhubungan suami istri menurut Islam sesuai sunnah:
1. Awali dengan doa
Sebagai halnya ketika mengawali kegiatan nan enggak, berbimbing laki gula-gula sekali lagi perlu diawali dengan doa. Bacaan doa mengedit niat kontak seks bagi berkah, kesehatan, dan kepuasangan suami istri
Berikut bacaan doa sebelum berhubungan suami candik
بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Arab latin: Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa
Artinya: “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Tuhan jauhkanlah kami mulai sejak (bisikan) setan dan jauhkanlah setan bermula rezki nan Engkau anugerahkan kepada kami.”
Bacaan doa terwalak dalam hadist yang diceritakan Ibnu ‘Abbas dan diriwayatkan Bukhari.
2. Selalu menjaga kebersihan
Dikutip dari Al-Selam, dagi suami istri wajib membersihkan tubuh terdaftar organ genitalnya setelah intercourse. Kebersihan menjamin kesehatan dan berkah mulai sejak Allah SWT camar menyertai antagonis junjungan gendak.
Kewajiban mandi janabat setelah melakukan nikah suami istri tercantum intern Al Quran surat An Nisa ayat 43
ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā taqrabuṣ-ṣalāta wa antum sukārā ḥattā ta’lamụ mā taqụlụna wa lā junuban illā ‘ābirī sabīlin ḥattā tagtasilụ, wa ing kuntum marḍā au ‘alā safarin au jā`a aḥadum mingkum minal-gā`iṭi au lāmastumun-nisā`a fa lam tajidụ mā`an fa tayammamụ ṣa’īdan ṭayyiban famsaḥụ biwujụhikum wa aidīkum, innallāha kāna ‘afuwwan gafụrā
Artinya: “Hai basyar-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, semenjana ia intern peristiwa mabuk, sehingga kamu memaklumi apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) semenjana kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar ajal sekadar, hingga engkau mandi. Dan jika anda sakit atau sedang intern musafir atau datang mulai sejak tempat keluarkan air atau sira telah menjejak cewek, kemudian engkau tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan petak yang baik (nirmala); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Sang pencipta Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”
3. Ki memenungkan kondisi suami ulam-ulam
Kondisi fisik, psikologis, dan emosi harus menjadi fokus terdepan sebelum melakukan hubungan suami amputan. Suami harus mempertimbangkan uzur si istri sekiranya lain bisa melayani kebutuhan seksualitas pasangan.
Pertimbangan kondisi memastikan tidak ada yang tersakiti setelah terjadi korespondensi junjungan istri secara fisik atau mental. Kondisi yang baik memastikan suami istri setinggi-sama merasa puas dan beruntung berkah.
Dalam hadistnya, Rasulullah SAW sudah lalu mengingatkan pentingnya junjungan mengamalkan baik lega istri
عَنِ النَّبِيِّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ قَالَ “ خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي ”
Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Yang terbaik mulai sejak kamu adalah yang terbaik intern memperlakukan istrinya. Dan aku adalah yang terbaik terbit kamu semua untuk gendak-istriku.” (HR Ibnu Majah).
4. Awali dengan foreplay
Foreplay ternyata punya posisi yang sangat penting dalam hubungan suami gula-gula menurut Selam. Hal ini sudah diingatkan Rasulullah SAW dalam hadisnya yang diceritakan Terkulai-kulai bin `Abdullah
فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ” تَزَوَّجْتَ يَا جَابِرُ ”. فَقُلْتُ نَعَمْ. فَقَالَ ” بِكْرًا أَمْ ثَيِّبًا ”. قُلْتُ بَلْ ثَيِّبًا. قَالَ ” فَهَلاَّ جَارِيَةً تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ، وَتُضَاحِكُهَا وَتُضَاحِكُكَ ”. قَالَ فَقُلْتُ لَهُ إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ هَلَكَ وَتَرَكَ بَنَاتٍ، وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَجِيئَهُنَّ بِمِثْلِهِنَّ، فَتَزَوَّجْتُ امْرَأَةً تَقُومُ عَلَيْهِنَّ وَتُصْلِحُهُنَّ. فَقَالَ ” بَارَكَ اللَّهُ لَكَ ”. أَوْ قَالَ خَيْرً
Artinya: Rasulullah SAW mengatakan padaku, “Ya Jabir, apakah kau telah menikah?” Aku menjawab, “Ya,” Rasulullah SAW bertanya, “Apakah beliau menikahi perempuan atau janda?” Aku menjawab, “Seorang janda.” Engkau bertanya, “Kenapa enggak upik sehingga engkau bisa bermain dengannya dan anda boleh bermain denganmu. Engkau dapat menyenangkannya seperti engkau menyenangkanmu.” Aku menjawab, “Abdullah (ayahku) wafat dan menjauhi gadis dan aku tidak senang menikahi mereka, sehingga aku menikahi janda sehingga anda bisa merawat mereka.” Rasulullah SAW tinggal berbicara, “Seyogiannya Allah memberkatimu,” atau “Itu hal yang baik.” (HR Bukhari).
Dikutip berpangkal Medical News Today, foreplay membantu padanan merasa rileks dan nyaman. Dengan keuntungan ini, pasangan lain terbiasa ragu melakukan foreplay sebelum bersambung seks.
5. Tidak di dubur
Islam membolehkan hubungan junjungan istri dilakukan dalam berbagai pose asal dengan persetujuan keduanya. Persetujuan memungkinkan kebalikan plong, tidak tersakiti, dan mendapat berkah.
Namun Islam melarang melarang laki melakukan hubungan seksualitas dengan cem-ceman di bagian dubur. Peringatan ini terdapat dalam hadist yang dinarasikan Abu Hurrairah
مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوِ امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ”
Artinya: “Kelihatannya tetapi yang melakukan rangkaian raga dengan wanita nan sedang datang rembulan, di babak dubur, datang ke penyelia dan percaya nan dikatakan, maka sesungguhnya kamu tidak percaya lega apa yang diturunkan pada Muhammad.” (HR Ibnu Majah).
Anus jamak disebut rektum atau dubur ialah organ yang digunakan manusia untuk membuang endap-endap hasil sistem pencernaan tubuh.
6. Tidak berhubungan suami istri ketika sedang haid
Wanita memiliki siklus bulanan khas yang camar disebut menstruasi, haid, atau datang wulan. Selama periode ini, tubuh membebaskan sel telur yang tidak dibuahi dari dalam tubuh.
Islam mutakadim mengatur supaya tidak melakukan jalinan laki istri ketika antagonis sedang datang wulan
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ” مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوِ امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم ”
Artinya: “Siapa saya nan berbuat jalinan seksual dengan wanita yang menengah cak bertengger bulan atau plong anusnya, berkonsultasi dengan tukang palamarta, maka engkau tidak percaya pada apa yang diturunkan pada Muhammad SAW.” (HR Tirmidzi).
Simak Video “WHO Soroti Hal Ini Terkait Ancaman Cacar Ketek nan Kian Khusyuk“
[Gambas:Video 20detik]
(row/erd)
Source: https://health.detik.com/sexual-health/d-5220091/6-tata-cara-berhubungan-suami-istri-menurut-islam-sesuai-sunnah