Belajar Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Kenapa banyak anak asuh yang merasa bahasa Indonesia lebih sulit dibandingkan bahasa Inggris? Kata sandang ini mengulas penyebabnya dan menjatah uang pelicin mengatasinya.
Sangkutan
gak
sih, kalian
mikir gini:
“K
ok poin ulangan Bahasa Indonesia gue gak bagus-bagus amat, ya?”“Ingatan skor ulangan Bahasa Indonesia gue makin jelek dari Bahasa Inggris, deh.”
Gue
cintabangetmendengar keluhan-keluhan tersebut dari para siswa. Sejauh
gue
mengajar, keadaan ini selalu saja menjadi fenomena yang berulang setiap tahunnya. Angka ulangan alias ujian bahasa Indonesia rata-rata peserta lumayan pas-pasan dan kadang lebih abnormal daripada nilai ulangan bahasa asing, malah bahasa Inggris.
Nah, kalian merasa ironis
gak, sih? Orang Indonesia, tapi kok nilai ulangan bahasa Indonesianya malah makin tekor dari Bahasa asing. Kiranya, sebagai orang Indonesia, Bahasa Indonesia bukan hal yang sulit, ketel? Bahasa Indonesia adalah bahasa yang pertama kali kita pelajari. Sebagai bahasa ibu, hampir setiap momen kita menggunakan bahasa Indonesia sepanjang belasan masa. Di sebelah lain, kita baru sparing bahasa Inggris di inferior tertentu di sekolah. Kita pungakmenggunakannya setiap hari.
Tapi kenapa nilai ulangan bahasa Indonesia umumnya lebih pas-pasan dibandingkan poin ulangan bahasa luar, khususnya bahasa Inggris?
Barang apa
emang
bahasa Indonesia lebih sulit dari bahasa Inggris?
Eh, kita bertahuan dulu ya. Nama
gue
Yudhistira Laturiuw. Legal dipanggil Yudhis.
Gue
baru sebulan berintegrasi di Zenius Education misal Tutor Bahasa Indonesia di zenius.ambai. Sebelum bergabung bersama Zenius,
gue
berpengalaman ibarat master bahasa dan Pengarah Sekolah Dasar.
Padalah, plong artikel patih ini,
gue
ingin berbagi hasil observasi gue sepanjang mengajar adapun kenapa asa-taksir nilai ulangan/testing bahasa Indonesia pesuluh Indonesia umumnya sepan-pasan dan kadang kian jelek daripada kredit ulangan bahasa asing.
Yuk
kita bahas.
Gampang dan Susahnya Bahasa Indonesia
Sebelum kita masuk ke penyebab utamanya, ada baiknya kita mengoperasi bahasa Indonesia itu sendiri suntuk. Karena sudah terbiasa menggunakannya sehari-tahun sejak kecil, mungkin kitagak ngehtentang gampang dan susahnya bahasa Indonesia sebagai sebuah bahasa.
Tapi misalnya
nih, terserah alien yang datang ke bumi. Alien ini tentunya
gak mengetahui kadang kala beribu-ribu bahasa yang suka-suka di dunia. Karena ingin berkomunikasi dengan orang, si alien mau berlatih bahasa manusia. Dari sudut pandang nonblok yang belum meradang satu pula bahasa manusia, alien ini membandingkan ribuan bahasa nan ada.
Dibandingkan dengan bahasa-bahasa bukan yang terserah di bumi, sebenarnya
gimana sihsinggasana dan struktur bahasa Indonesia? Apa
sih
sisi gampang dan susahnya bahasa Indonesia sebagai sebuah bahasa?
Gampangnya Bahasa Indonesia
1. Bahasa Indonesia tidak memiliki persilihan bentuk (konjugasi) kata kerja (verba) bersendikan waktu atau kala (tenses).
Di bahasa Indonesia, verba “makan”, kapan pun waktunya, bentuknya loyal
aja
“makan”. Mau kemarin, besok, atau sekarang, bentuknya tetap
aja
makan.
Sedangkan di bahasa Inggris, verba makan “to eat” akan berubah sesuai dengan waktunya: I am eating, I eat, I ate, dan sebagainya.
2. Pelafalan privat bahasa Indonesia tergolong teguh.
Di bahasa Indonesia, huruf “a” dibaca “a”, “b” dibaca “b”, begitu pula dengan rata-rata lambang bunyi dan bunyi bukan.
Sedangkan di bahasa Inggris, fonem “a” dalam pengenalan-kata “father”, “bag”, “ball”, “barn”, masing-masing pelafalannya beda.
3. Tidak ada perbedaan gender perkenalan awal benda (nomina).
Di bahasa Indonesia, nomina atau nomina lain dibedakan berdasarkan gender maskulin, feminin, maupun netral.
Sementara itu di bahasa bukan, Spanyol, misalnya, ada susuk feminin dan maskulin pada substantif, misalnya chica (anak perempuan), dan chico (anak asuh adam) alias señor (empunya), dan señorita (nona).
4. Subyek tidak memengaruhi perubahan bagan verba.
Mirip sebagai halnya poin pertama tadi, verba ataupun kata kerja dalam bahasa Indonesia tidak akan bertransformasi dikarenakan pergantian subyek. Contohnya, bisa lihat perbandingan di tabulasi berikut:
Bahasa Indonesia | Bahasa Spanyol | Bahasa Jerman |
Saya menenggak susu. |
Yo bebo leche. |
Ich trinke Milch. |
Engkau minum susu. |
Usted bebe leche. |
du trinkst Milch. |
Kami minum susu |
Nosotros bebemos leche. |
Wir trinken Milch. |
5. Nomina tidak memiliki bentuk jamak yang khusus, hanya perlu diulang
aja.
Contoh: kue-kue, turunan-bani adam, dan bukan-lain.
Di bahasa Inggris, bentuk jamak diperoleh dengan cara menambahkan “s” puas nomina, maupun dengan mengubah nomina ke bentuk khusus, seperti child – children, person – people, dan sebagainya.
“Wah, kalo dilihat dari sisi gampangnya, enak juga ya mempelajari bahasa Indonesia. Kayaknya gak terlalu banyak aturan ribet begitu juga bahasa lain.”
Eits,
jangan salah. Itu morong baru arah gampangnya. Sekarang coba kita lihat sisi susahnya dari bahasa Indonesia.
Susahnya Bahasa Indonesia
Kalo
kalian adalah perawi Bahasa asing begitu juga Bahasa Inggris, Mandarin, ataupun Jepang, maka kesulitannya ada cukup banyak, karena acuannya adalah bahasa-bahasa asing tersebut. Tapi
kalo diliat
semenjak sudut pandang penutur zakiah bahasa Indonesia, maka kesulitannya bisa dikerucutkan menjadi satu keadaan
aja, adalah
aturan penggunaan imbuhan.
Coba deh, kalo kalian disuruh
jelasin
satu-satu satu guna dan paradigma afiks intern bahasa Indonesia. Misal, coba sebutkan perbedaan fungsi imbuhan me- pada kata-kata berikut:
- Menulis
- Menyendiri
- Membabi-buta
- Mengudara
Suntuk golongkan alih tugas kata dasarnya bersendikan bunyi/huruf awal berpokok kata dasar tersebut. Ayo, coba tulis jawaban kalian dicomment sectiondi dasar.
Lumayan ribet, kan? 🙂
Bahasa Indonesia vs Bahasa Asing
Sebuah tulang beragangan bernama Foreign Service Institute (FSI) gabungan merilis mualamat yang menggolongkan atau memberikan peringkat kepada bahasa-bahasa hamba allah bersendikan level kesulitan untuk mempelajarinya dari sudut pandang penutur bahasa Inggris (English speaker). Apakah bahasa yang relatif kian mudah dipelajari? Bahasa apa pun yang relatif minimal runyam dipelajari?
Sadar ya, kategori atau peringkat di dasar ini disusun dari tesmak pandang orang yang sudah fasih bahasa Inggris. Jadi, misalnya sang alien tadi mengakhirkan bagi mula-mula siapa mempelajari bahasa Inggris karena bahasa ini merupakan bahasa alam semesta di bumi. Detik ia mau mempelajari bahasa kedua bakal dipelajari, si alien bisa menggunakan diagram di bawah seumpama teks untuk mengaram mana bahasa yang gampang dan susah bagi dipelajari selanjutnya.
Berikut diagram kategori/peringkat bahasa berdasarkan tingkat kesulitannya untuk dipelajari, disertai dengan rata-rata perian bagi mempelajarinya.
Kategori I: 23-24 pekan (575-600 jam) Bahasa nan gandeng dempang dengan bahasa Inggris |
|
Afrika Denmark Belanda Perancis Italia |
Norwegia Portugis Rumania Spanyol Swedia |
Kategori II: 30 minggu (750 jam) Bahasa yang mirip dengan bahasa Inggris |
|
Jerman | |
Kategori III: 36 minggu (900 jam) Bahasa yang n kepunyaan perbedaan linguistik dan budaya dengan bahasa Inggris |
|
Indonesia Malaysia |
Swahili |
Kategori IV: 44 ahad (1100 jam) Bahasa yang memiliki perbedaan linguistik dan budaya yang berguna dengan bahasa Inggris |
|
Albania Amharic Armenia Azerbaijan Bengap Bosnia Bulgaria Birma Kroasia Ceko Estonia Finlandia Georgia Yunani Hebrew (Ibrani) Hindi Hungaria Islandia Khmer Lao Latvia |
Lithuania Makedonia Mongolia Nepal Pashto Persia Polandia Rusia Serbia Sinhala Slovakia Slovenia Tagalog Thai Turki Ukrainia Urdu Uzbek Vietnam Xhosa Zulu |
Kategori V: 88 pekan (2200 jam) Bahasa yang sulit sekali dipelajari oleh penutur masif bahasa Inggris |
|
Arab Kanton Mandarin |
Jepang Korea |
Nah,
ternyata dari kacamata pandang pendongeng bahasa Inggris, bahasa Indonesia
gak
terlalu rumit kok lakukan dipelajari.
Ya semenjana-sedang
aja.Koteng
bulai
perawi bahasa Inggris “sahaja” butuh sekeliling 9 wulan tinggal di Indonesia bagi bisa memahami bahasa Indonesia. Bandingkan dengan bahasa Mandarin, Jepang, ataupun Korea nan membutuhkan periode sebatas 2 perian.
Faktor Penyebab Bahasa Indonesia Terkesan Sulit
Lalu
gimana
dengan kursus bahasa Indonesia yang ada di sekolah?
Well, kalo
dilihat secara garis besar, segala materi berfaedah nan tujuannya meningkatkan kemampuan mengaji, batik, mendengar, dan berujar bahasa Indonesia mutakadim pas
pek-cover sih di pelajaran sekolah.
Tapi kok
kayaknya
masih
nggak
cukup komprehensif cak bagi banyak murid, ya? Ujung-ujungnya, bahasa Indonesia apalagi jadi nampak runyam. Bahkan banyak sekali lagi siswa yang merasa pelajaran Bahasa Inggris malah lebih gampang. Nah, kita coba lihat sejumlah faktor nan menurut
gue
menjadi penyebabnya:
1. Ketidakseimbangan penggunaan Bahasa standar dan lain baku.
Hayo, ngaku,
seberapa sering kalian
pake
bahasa baku? Pasti lazimnya jawabnya
nggak
pelahap-sering amat.
Di bahasa mana pun, keberadaan ragam bahasa lain baku itu wajar, termasuk n domestik bahasa Indonesia, nan usianya koteng belum terlalu tua. Bahasa Indonesia yang kita pelajari di sekolah adalah bahasa yang baku, sedangkan nan kita
pake
waktu-periode beda
banget
dengan nan kita pelajari di sekolah. Coba deh, kalian sepanjang perian ngobrol sama
temen pake
bahasa baku secara
full, tebak-terka bakal
gimana?
Kedengerannya
janggal, kan?Nah, keadaan
kayak gini
yang bagi kita
gak
terbiasa memperalat bahasa standar, balasannya kebanyakan pesuluh merasa bahasa baku itu terlalu preskriptif, yang penggunaannya hanya pada situasi formal
aja.
Kaprikornus, sungguhpun kita belajar bahasa Indonesia di sekolah, karena jarang
banget pake
bentuk seremonial, kita jadi terbatas terpapar dengan tersebut.
Kalo
kita bandingkan dengan bahasa Inggris, bentuk yang kita pelajarai di sekolah itu ya sebagian besar kita
pake, dan itu juga nan kita praktikkan.
2. Meremehkan definisi
Ah,
ngapain
sih
ngafalin
definisinya istilah-istilah gramatik teknis keberagaman “ide resep”, “gagasan utama”, “majas”, dan lain-lain. Meyakinkan deh,
kalo
ingin ulangan, berapa banyak dari kalian yang mempelajari pemahaman definisi berpokok istilah-istilah gramatik yang
malesin
tersebut?
Padalah, karena pemikiran sebagaimana itu, lazimnya
minimum
cuma belajar dari contohnya
aja
tinimbang
beneran
memahami definisi secara mendalam. Ini
bikin
rancu,
loh. Akhirnya banyak juga pelajar yang kadang
nggak
bisa
bedain
definisi istilah-istilah satu sebabat lain.
Contohnya,
nih, di antara pengenalan-kata berikut, mana saja yang merupakan homonim, homofon dan homograf serampak?
- buku
- tahu
- bisa
- bulan
- rapat
- kali
Kalo kalian
udah
paham definisi, pasti bisa langsung jawab minus
ngecek
definisi masing-masing dulu, hehe ?
3. Penguasaan struktur kalimat yang rendah
“Ani madya makan buah jambu.”
Dari kalimat tersebut, coba
pisahin
S-P-O-(K)-nya, deh. Mungkin kalimat tadi masih gampang,
gimana kalo
kalimatnya
udah
kalimat berbagai ragam? Sebagai praktisi Pendidikan,
gue
layak sering
liat
siswa nan bingung dengan urutan S-P-Ozon-(K) pada kalimat majemuk. Lebih-lebih kadang terserah yang gak paham predikat itu apa.
Memang, sekiranya kita bandingkan dengan bahasa tak, struktur kalimat bahasa Indonesia tidak terlalu kompleks. Tapi karena banyak nan
gak
plus menguasai struktur kalimat, hasilnya malah jadi tertentang kompleks, terlebih
kalo
ditambah dengan faktor nomor 1 dan 2 di atas, lengkap, deh.
Contoh:
“Andi menulis puisi.”
Andi = S, menggambar = P, puisi = O.
“Orang yang beralaskan kelompen jerami kusam itu yaitu pamanku.”
S-P-O-(K) dasarnya yang mana?
Kalo
kalian
udah
terbiasa dengan struktur kalimat, karuan tahu, tapi sepengalaman
gue, banyak juga loh, yang
gak ngeh
bahwa “makhluk yang beralasakan kasut jerami kusam itu” yakni subyek.
4. Dinamika dan persilihan bahasa
Seperti yang udah dibahas di artikel Zenius Blog sebelumnya, bahasa belalah berubah:
Bahasa nan Berubah: Kemenangan atau Kejatuhan?
Supaya secara garis ki akbar perubahan bahasa tidak dipandang andai hal destruktif, cukup jelas bahwa dinamika dan perubahan bahasa dapat memengaruhi pembelajar bahasa. Sejak Laknat Bujang hingga sekarang,
udah
banyak
banget
terjadi peralihan sistem ejaan. Ini menyebabkan para pendidik dan penulis sosi memiliki kriteria eksemplar yang farik, dan ujung-ujungnya siswa juga akhirnya mendapatkan
source
yang berubah-ubah.
5. Kurangnya minat akan bahasa Indonesia
Walah, ini
kayaknya
sering
banget
gue
lihat di kalangan siswa. “bahasa Indonesia gak menggelandang”, “bahasa Indonesia
ngebosenin”,
serta serombongan alasan lainnya buruk perut
banget
terlontar berusul mulut pesuluh.
Tips Menuntaskan Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia
Jadi
gimana dong?Secara perlahan tapi pasti, kita bisa kurangi faktor-faktor tersebut, kok.Berikut beberapa biaya siluman dari gue.
1. Latihan bahasa sah
Supaya bisa kian terbiasa dengan bahasa normal, boleh dicoba lambat-laun sedikit
pake
bahasa sahih dalam batik dan berbicara.
Gak
wajib remang dianggap menggadang baku maupun
gak
gaul,
in the end
kan cak bagi mempertajam
skill
kita sendiri. Coba kalian praktikkan secara perlahan ke bani adam jompo atau guru masing-masing. Jangan merembas keseleo atau
diketawain,
namanya lagi proses belajar. Alias, saran
gue, salah satu yang paling dapat dipraktikkan yakni
praktekin
bahasa standar ke Customer Service (CS). Bisa CS apa aja, mau teknisi seluler, bank, maupun produk lain. Nah,
kalo
CS kan rata-rata dilatih untuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan,
good chance banget
untuk kalian coba.
2. Proaktif mengetahui definisi
Untuk punya pemahaman definisi nan lebih baik, biasakan untuk burung laut mencari definisi berbunga sumber nan akurat (contohnya KBBI). Ini juga dapat kondusif kalian semua dalam ain pelajaran bukan, loh. Kalian gak perlu membawa kamus ke mana-mana. Sekarang udah banyak versi KBBI
online,
seperti kbbi.web.id atau kateglo.com.
3. Les struktur kalimat
Buat bisa menguasai struktur kalimat, coba berlatih mengkategorikan komponen kalimat ke dalam S-P-O-(K).
Menginjak
bermula kalimat-kalimat sederhana
aja terlampau, plonco perlahan ke kalimat yang lebih kompleks. Ini yakni
drill
yang bagus bikin berlatih mengaji dan menulis kalimat yang baik.
4. Mengikuti dinamika perlintasan bahasa
Dalam menghadapi dinamika dan perubahan bahasa, kalian juga sebaiknya
up-to-date.
Jangan sekadar
up-to-date
bahasa gaul
doang,
yang resmi juga kalian harus tahu.
Katro gak update bahasa gaul
setimpal
katronya
dengan
gak update
bahasa stereotip.
Gimana
prinsip
updatenya? Well,
bisa terbit program TV, buku harian, atau media lain yang memang telah terkenal kondusif penggunaan bahasa Indonesia yang baik.
Gue aja
kadang nambah kosakata bahasa Indonesia baru dari media agregat.
5. Membaca dan membaca
Untuk meningkatkan minat terhadap bahasa Indonesia, harus dipupuk secara perlahan sekali lagi. Mulai berpunca membaca topik/artikel/majalah/muslihat nan kalian gemari dulu. “kalo gak
punya hobi baca
gimana? Kalo yang emang senang dengan
bahasa
secara umum mah gampang, lah gue, sukanya
otomotif. Mana nyambung?”. Eits,
kata mungkin? Minat apa lagi pasti
at least
memerlukan kemampuan membaca.
Kalo lo
minat di satah otomotif, terus mau adv pernah dasar suku cadang mesin, pastinya perlu baca tentang hal tersebut, dong. Jadi
sebenernya
gak perlu punya dasar kesukaan terhadap bahasa, satah apa pun bisa jadi pemicu untuk memupuk minat intern bahasa Indonesia, karena pada dasarnya pasti kita butuhkan.
6. Jangan berdiri salah
Secara umum, jangan merembas dikoreksi, dan jangan enggan juga cak bagi mengoreksi. Hilangkan anggapan bahwa mengoreksi anak adam lain signifikan sok
pinter
ataupun sok tahu. Takdirnya kalian terbiasa membetulkan (maupun dikoreksi), maka kalian lagi bakal wajib mengetahui arketipe dan tulang beragangan mana yang ter-hormat sesuai aturan.
****
Kesimpulannya,
sebenernya
bahasa Indonesia itu gampang atau terik?Hmm…
gak bisa dijawab sesimpel itu, sih.
In the end,
jawabannya kembali ke diri kalian masing-masing. Akan menjadi gampang kalau kalian cak hendak berusaha untuk peka dan menguasai, dan akan menjadi rumpil pun seandainya kalian
gak
mau pindah terbit cara nanang nan lama. Buat
gue
pribadi, bahasa Indonesia
sebenernya
cukup gampang. Hampir selama 24 jam 7 waktu kebanyakan semenjak kita terpapar dengan bahasa Indonesia. Yuk, kita tingkatkan kemampuan bahasa Indonesia kita. Semoga karangan ini dapat sedikit mencerahkan kalian semua yang lagi
mumet
dengan bahasa Indonesia?
Berani sekalian ngetes ilmu mantik bahasa lo? Nih, cobain Zencore! Dengan fitur adaptive learning, lo bisa tau seberapa kampiun kemampuan fundamental lo lewat kuis CorePractice, berbarengan upgrade diri biar bertambah cerdas. Lo juga bisa ajak temen-temen buat push rank. Klik banner di bawah buat cobain!
Materi Bahasa Indonesia Lainnya semenjak Zenius
Materi Bahasa Indonesia: Bacaan Laporan Hasil Observasi
Materi Bahasa Indonesia: Teks Tanggapan
Materi Bahasa Indonesia: Jenis keberagaman Frasa
Materi Bahasa Indonesia: Diskusi buku
Materi Bahasa Indonesia: Pustaka Prosedur
Materi Bahasa Indonesia: Esai
Materi Bahasa Indonesia kelas bawah 7: Sahifah Pribadi
—————————Gubahan Penyunting—————————
Jika cak semau di antara engkau yang ingin ngobrol atau diskusi dengan Yuuji-sensei terkait bahasa Indonesia terbit sisi linguistik, alias uang sogok belajar bahasa Indonesia, jangan ragu kerjakan bertanya puas rubrik komentar di dasar artikel ini.
Baca Juga Kata sandang Bahasa Indonesia Lainnya
Teks prosedur kompleks
Materi wacana prosedur
Soal teks prosedur
Lihat Juga Proses Belajar Ala Zenius di Video Ini
Source: https://www.zenius.net/blog/belajar-bahasa-indonesia