Arkeologi Adalah Ilmu Yang Mempelajari Tentang

Berasal Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Situs arkeologi di Australia

Arkeologi
atau
ilmu kepurbakalaan
[note 1]
adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan umat (hamba allah) masa dahulu melangkaui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, amatan, poin-nilai budaya, norma, adat, hukum adat dan interpretasi data maujud artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda mileu, seperti batuan, rupa durja marcapada, dan sisa purba) maupun fitur (artefaktual yang tak dapat dilepaskan mulai sejak tempatnya (situs ilmu purbakala). Teknik penelitian yang solo ialah pengkajian (ekskavasi) arkeologis, meskipun teknik survei masih dilakukan. Arkeolog adalah sebutan kerjakan para sarjana, praktisi, atau tukang di bidang arkeologi.

Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan yang panjang. Di antaranya adalah yang disebut dengan cermin arkeologi, yaitu menyusun memori kebudayaan, memahami perilaku khalayak, serta mengerti proses perubahan budaya. Karena berujud untuk mengerti budaya cucu adam, maka hobatan ini teragendakan ke dalam kelompok ilmu humaniora. Meskipun demikian, terwalak berbagai hobatan bantu yang digunakan, antara lain rekaman, antropologi, ilmu bumi (dengan ilmu tentang sepuhan pelaksana mayapada yang menjadi acuan relatif hayat suatu temuan arkeologis), ilmu permukaan bumi, arsitektur, paleoantropologi dan bioantropologi, fisika (antara lain dengan karbon c-14 kerjakan mendapatkan pertanggalan mutlak), guna-guna metalurgi (bakal mendapatkan unsur-unsur satu benda logam), serta filologi (mempelajari naskah lama).

Arkeologi pada periode waktu ini merangkumi berbagai rupa bidang nan berkait. Sebagai contoh, penemuan kunarpa yang dikubur akan menyentak minat pakar berpokok bervariasi bidang lakukan mengkaji mengenai gaun dan varietas bahan digunakan, bentuk tegel dan cara penyiaran, kepercayaan melintasi apa yang dikebumikan bersama mayat tersebut, pakar kimia yang mampu menentukan usia galian melalui cara seperti metode pengukuran karbon 14. Padahal tukang genetik nan kepingin mengetahui pergerakan pengungsian manusia purba, meneliti DNAnya.

Secara tunggal, arkeologi mempelajari budaya masa adv amat, yang mutakadim berusia tua, baik pada masa prasejarah (sebelum dikenal karangan), maupun puas masa album (ketika terdapat bukti-bukti termaktub). Pada perkembangannya, arkeologi juga bisa mempelajari budaya mutakhir, begitu juga dipopulerkan dalam analisis budaya bendawi modern (beradab material culture).

Karena bergantung pada benda-benda peninggalan masa lalu, maka arkeologi sangat membutuhkan kelestarian benda-benda tersebut sebagai sendang data. Oleh karena itu, kemudian dikembangkan disiplin tak, yaitu pengelolaan sumberdaya arkeologi (Archaeological Resources Management), atau lebih luas juga ialah pengelolaan sumberdaya budaya (CRM, Culture Resources Management).


[sunting
|
sunting sumber]

  • Paul Bahn: Ilmu purbakala ialah pengkajian sistematis periode lampau berdasarkan budaya material dengan tujuan membongkar, menguraikan dan mengklasifikasikan peninggalan budaya, mendeskripsikan bentuk dan perilaku mahajana masa lalu serta memahami album manusia.[1]
  • Grahame Clark: Ilmu purbakala umpama lembaga studi sistematis tentang material kuno lakukan membentuk kembali sejarah.[2]
    Ini lagi mengeksplorasi bagaimana kita boleh menjadi manusia dengan jiwa dan perhatian sebelum sistem tulisan terserah.[3]
  • Brian Fagan: Arkeologi ialah ilmiah studi zaman dulu tentang perilaku hamba allah purba dari zaman dulu sebatas saat ini.[4]
    Ini sekali lagi menempatkan semua manusia di awal yang sebabat.
    [5]
  • Cotrell Leonard: Arkeologi sebagai cerita tentang turunan dengan mengacu puas peninggalan seperti peralatan yang digunakan, monumen, lembaga manusia dan segala sesuatu yang dihasilkan semenjak pintasan nan diciptakannya.
  • Sigfried J. de Leat: Arkeologi bak kesetiaan guna-guna dan merupakan cabang bersumber sejarah.
  • Nik Hassan Shuhaimi Nik Abd. Rahman: Awalnya satu bentuk pendalaman tentang material kuno melalui metode deskriptif sistematis sekeliling abad ke-19 dan sekarang seumpama loyalitas yang bertujuan cak bagi membuat kembali sejarah budaya, cara hidup dan proses budaya masyarakat prasejarah, proto-historis dan sejarah dengan mempelajari artefak dan non-artefak serta melihatnya internal konteks mileu.
  • Walter Taylor: Arkeologi bukanlah rekaman atau antropologi. Mengalir perlahan-lahan andai kepatuhan ilmu solo dengan metode dan kerumunan teknik tertentu untuk mengumpulkan alias memperoleh informasi adapun budaya.

Memori perkembangan

[sunting
|
sunting sumur]


Zaman Purbawanisme (prasejarah–1820)

[sunting
|
sunting sumber]

Purbawanisme
yaitu afiliasi kata dari ‘purbawan’ dan imbuhan berusul bahasa Inggris ‘-isme’. Menurut Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka, purbawan punya maksud seumpama orang nan mengkaji, bertakung dan lego barang-komoditas antik[6]
manakala ‘-isme’ bermaksud aturan dan polah.[7]
Bisa disimpulkan bahwa ‘purbawanisme’ berarti sikap dan perilaku cucu adam yang mempelajari, mengoleksi, dan menjual barang antik. Istilah yang makin popular digunakan kerumahtanggaan bahasa Inggris yakni
antiquity
maupun
antiquarianism. Istilah tersebut pertama kali unjuk plong abad ke-15 sebagai salah suatu cabang sejarah
Renaissance Humanism.
[8]

Kegiatan purbawanisme yang purwa telah dilakukan maka dari itu Nabonidus (555–538 SM), raja buncit Babylon sebelum ditaklukan maka dari itu Cyrus Agung. Beliau sangat meminati sejarah peradaban Babylon dan telah menemukan kuil Naram-Sin yang dibangun 2200 tahun sebelum masa pemerintahannya.

Pada zaman rezim Julius Caesar, barang artifak sebagai halnya tempayan, senjata purba dan perunggu yakni beberapa hasil penemuan tentara Romawi semasa mengeledah kuburan kuno di persil-lahan jajahan mereka seperti di Yunani dan Italia. Suetonis mencatatkan bahwa kegiatan pengumpulan barangan purba makanya Maharaja Augustus Caesar. Sementara itu, Strabo mengatakan bahawa Julius Caesar telah mendirikan dominion Romawi untuk tentara-tentaranya di Corinth. Setelah itu, mal yang terdapat di kerumahtanggaan kuburan lama telah dijual kepada kolektor Romawi nan menghargai barang bersejarah Yunani.[9]

Pada abad ke-14 hingga 17 Masehi, ‘Cabinets of Curiosity’ menjadi puncak minat masyarakat terutama raja-raja monarki seperti Rudolf II, kaisar Romawi (memerintah pecah periode 1576–1612), Ferdinand II, Archduke of Austria sedangkan dua koleksi barang nan terkenal ialah –hoki Ole Worm (15881654) dan Athanasius Kircher (1602–1680). Selama abad ke-15, minat yang tumbuh untuk mengumpulkan kekayaan dimulai di Italia dan berkembang di bawah pemerintahan para imam seperti Sixtus IV (1471–1484). Alexander VI, sebaliknya, mulai melakukan investigasi untuk meninggi jumlah koleksinya. Itu sudah menjadikan aktivitas sebagai budaya di antara makhluk bakir, imam dan bani adam-anak adam gereja dan ini membubuhi cap Zaman Reformasi alias ‘Dilettanti’ (kegembiraan n domestik bahasa Italia).


Zaman ilmu purbakala prasejarah (1820–1920)

[sunting
|
sunting sendang]

Ilmu purbakala Prasejarah
berkembang di Eropa dan Amerika Serikat. Bidang kepurbakalaan dewasa ini lebih menitikberatkan pada penggambaran dan rekonstruksi sukma silam serta memandang budaya secara normatif. Situasi tersebut juga diperkuat dengan adanya banyak teori yang dapat digunakan di lapangan. Singkatnya, sejarah kronologi ilmu purbakala waktu ini kian pada konstruksi dan penstabilan metode studi seumpama hasil berusul teori-teori nan dikumpulkan dari beragam cabang. Hal ini menunjukkan bahwa arkeologi merupakan bidang multidisiplin.

Dari disiplin ilmu bumi, gagasan lapisan lahan dipelopori oleh James Hutton[10]
sementara itu Theory of Uniformity[11]
oleh Charles Lyell digunakan buat mempelajari urut-urutan arkeologi insan. Hal ini kembali membuktikan bahwa pendapat Injil pada periode itu tidak akurat karena bagi mereka, kedatangan manusia adalah 4002 SM tetapi menurut pengkajian geologi, nyawa bumi jauh makin lanjut umur dari waktu yang dikemukakan oleh Injil. Sistem Tiga Zaman yang diperkenalkan oleh Christian Jurgensen Thompsen telah memfasilitasi penjatahan waktu berdasarkan artefak yaitu Zaman Rayuan, Zaman Perunggu dan Zaman Besi.

Cuma, Jacques Boucher de Perthes pada tahun 1841 sebelumnya menganjurkan gagasan bahwa arkeologi manusia jauh bertambah mulanya berbunga 6004 masa. Dia pula salah satu tokoh yang berpendapat bahwa arkeologi album dapat dipetakan menurut periode geologi. Balasannya, pengkhususan stratigrafi dikembangkan lebih lanjut oleh William Smith di Kents Cavern, Inggris.

Teori Evolusi Charles Darwin dicetuskan awalnya dari matlamat kepingin mengkaji kepurbakalaan anak adam. Teori beliau asasnya mengenai proses evolusi manusia daripada spesis primat primitf kepada sosok moden dan dibukukan pada tahun 1871,The Descent of Man, yang sehingga kini terpaut dalam kajian asal usul manusia. Idea beliau sekali lagi menyebabkan kajian terhadap kepurbakalaan manusia dilakukan berdasarkan tinggalan kebudayaan.

Selama ini pula, arkeologi renta berkontribusi banyak pada perkembangan bidang tersebut. Diantaranya ialah teknik buat memahami hieroglif dari eksplorasi Bujukan Rosetta maka itu Jean-Francois Champollion, penemuan reca besar Asiria dan taman pustaka tulisan paku di Kuyunjik maka itu Paul Emile Botta, Austen Henry Layard dan Henry Rawlinson, penemuan dan riset adapun sisa-berak budaya Abstrak di Yucatan, Meksiko maka dari itu John Lloyd Stephen, penggalian situs Awamoa di Selandia Plonco makanya Walter Mantell plong tahun 1852 dan yang terpenting, teknik penggalian sistematis oleh Jenderal August Lane-Fox Pitt-Rivers di Wor Barrow, Cranborne Chase di selatan Inggris.

Kronologi terkini pula telah menyaksikan munculnya banyak museum dan kelompok investigasi arkeologi, sebagaimana British Archaeological Association (1844), Romisch-Germanisches Zentralmuseum (1852), Smithsonian Institution, Washington DC (1855), Peabody Museum, Harvard (1866), Egypt Exploration Society. (1882), Museum Naturhistorisches, Wina (1882), dan Museum fur Volkerkunde, Berlin (1886).


Zaman arkeologi bersejarah (1920–1960)

[sunting
|
sunting sumber]

Ilmu purbakala kuno
atau yang dikenal dengan arkeologi tradisional ialah era dimana lebih banyak pembaruan dari sudut pandang teoritis dan metodologis. Pendalaman juga dilakukan dan temuan bermakna juga ditemukan dan dicatat, seperti penemuan kober Tutankhamun, penguburan Ur di Chalees dan gua prasejarah Lascaux.

Teknik jajak pendapat seperti aplikasi fotografi dikembangkan oleh OGS Crawford sedangkan internal hal teknik penggalian, mereka kian teliti dan lebih baik dari sebelumnya dalam hal penggalian, pencatatan, ilustrasi dan interpretasi yang dipopulerkan oleh Mortimer Wheeler di situs penggalian di Inggris selatan dan utara Prancis antara 1934 sampai 1937.

Lebih banyak penelitian ilmiah mulai dilakukan n domestik metodologi penelitian terutama dalam proyek studi di Inggris dan Prancis. Lennart Von Post sudah lalu mengembangkan teknik pemulihan pohon purba beralaskan penelitian serbuk ekstrak pada tahun 1930-an. Teknik ini diperkenalkan seterusnya oleh Grahame Clark di Inggris, termasuk pendekatan aspek ekonomi yang digunakan n domestik pemahaman masyarakat prasejarah pada periode 1949 hingga 1951 di situs Star Carr, Yorkshire, Inggris babak utara.

Setelah Perang Marcapada II, metode almanak radiokarbon pertama mana tahu diperkenalkan oleh Willard Libby. Takwim menggunakan karbon-14 ini mengubah banyak butir-butir tentang masa lampau dan ini dapat dilihat di situs Kaleng Aegaen di Vinca, Beograd nan sebelumnya dianggap seumpama situs dari periode Neolitik Akhir dari periode 1908 hingga 1912. Metode ini divalidasi dan diterima pada musim 1970.


Zaman Arkeologi Hijau (1960–2000)

[sunting
|
sunting sumber]

Arkeologi Bau kencur
diperkenalkan makanya Lewis Binford, seorang arkeolog Amerika Serikat dan David Clarke semenjak Inggris pada pertengahan 1960-an.

Jalan di Indonesia

[sunting
|
sunting sendang]

Di Indonesia, urut-urutan arkeologi dimulai dari rangka-kerangka yang bergerak di permukaan kebudayaan, seperti Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang kemudian di Jakarta mendirikan museum tertua, saat ini menjadi Museum Nasional Indonesia. Kerangka pemerintah plong masa Kolonial nan bergerak di latar arkeologi adalah Oudheidkundige Dienst yang banyak takhlik survei dan pemugaran atas konstruksi-gedung zaman kuno terutama candi. Plong masa Kemerdekaan, lembaga tersebut menjadi Jawatan Zaman kuno hingga berkembang sekarang menjadi berbagai rangka seperti mana Balairung Pelestarian Pusaka Purbakala dan Aula Arkeologi yang tersebar di distrik-daerah dan Direktorat Purbakala serta Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional di Jakarta. Di samping itu, terdapat 6 (enam) universitas yang membuka jurusan arkeologi bakal mendidik tenaga sarjana di bidang arkeologi. Perguruan-perguruan jenjang tersebut adalah Sekolah tinggi Indonesia (Departemen Arkeologi, Fakultas Hobatan Pengetahuan Budaya), Perkumpulan Gadjah Mada (Kementerian Ilmu purbakala, Fakultas Ilmu Budaya), Universitas Hasanuddin (Kementerian Ilmu purbakala, Fakultas Ilmu Budaya), Perhimpunan Udayana (Jurusan Ilmu purbakala, Fakultas Sastra dan Budaya), Jamiah Jambi (Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya), dan Universitas Haluoleo (Jurusan Ilmu purbakala, Fakultas Ilmu Budaya).

Ahli ilmu purbakala Indonesia terhimpun dalam Ikatan Pandai Arkeologi Indonesia atau IAAI. Tokoh-tokoh arkeologi Indonesia nan tersohor antara lain adalah R. Soekmono yang mengepalai pemugaran Candi Borobudur, dan R.P. Soejono, yang adalah pendiri dan ketua Ikatan Juru Ilmu purbakala Indonesia purwa dan jebolan kepala Gerendel Pendalaman Ilmu purbakala Nasional.

Kepatuhan Ilmu purbakala Indonesia masih secara kuat diwarnai dengan pendistribusian beruntun, yaitu periode Prasejarah, periode Klasik (zaman Hindu-Buddha), periode Islam, serta waktu Kolonial. Maka itu karena itu, internal arkeologi Indonesia dikenal spesialisasi menurut perian, yaitu Arkeologi Prasejarah, Arkeologi Klasik, Arkeologi Islam, serta Arkeologi Kolonial. Satu kurnia berpokok arkeologi Indonesia adalah masuknya ketaatan Epigrafi, nan menekuni pembacaan prasasti kuno. Sreg perkembangan sekarang sudah berkembang minat-minat khusus seperti etnoarkeologi, arkeologi bawah air, dan arkeometri. Terdapat lagi sub-kesetiaan yang berkembang karena persinggungan dengan ilmu lain, sebagaimana Arkeologi Lingkungan maupun Arkeologi Ilmu lingkungan, Arkeologi Ekonomi, Ilmu purbakala Seni, Ilmu purbakala Demografi, dan Arkeologi Arsitektur.

Karangan

[sunting
|
sunting sumber]


  1. ^

    Kata ini bersumber dari bahasa Yunani,
    archaeo
    yang bermanfaat “kuno”,
    logos, atau “ilmu”. Logo alternatif arkeologi merupakan ilmu sejarah kebudayaan material

Referensi

[sunting
|
sunting mata air]


  1. ^

    Baszley Bee.
    AJ10403 Pengantar Arkeologi: Signifikasi Arkeologi.

  2. ^

    ibid. hlm 1

  3. ^

    Arkeologi,
    archaeology.com

  4. ^


    ibid. hlm. 2

  5. ^


    Tentang Arkeologi,
    archaelogi.com

  6. ^

    Nama,
    Kamus Dewan Bahasa Edisi Keempat.
    Dewan Bahasa dan Teks. Kuala Lumpur. 2007. hlm. 1253

  7. ^

    ibid. hlm. 590

  8. ^

    Shaw, Ian. Jameson, Robert.
    A Dictionary of Archaelogy.
    Blackwell Publisher Ltd. USA. 1999. hlm. 65

  9. ^

    Hole, Frank. Heizer, Robert F.
    Arkeologi Prasejarah: Satu Pengenalan Singkat.
    1990. Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka. hlm. 33

  10. ^

    Hutton, James. 1785. Theory of the Earth

  11. ^

    Lyell, Charles. 1833.
    Principles of Geology.

Tatap pun

[sunting
|
sunting sumber]

  • Candi
  • Museum
  • Batu bersurat
  • Prasasti Nusantara
  • Yojana Ilmu purbakala Ramat Rachel
  • Pemalsuan karya seni
  • Daftar arkeolog

Pranala luar

[sunting
|
sunting sumber]

  • (Indonesia)
    Arkeologi Indonesia – situs arkeologi Indonesia Diarsipkan 2022-07-29 di Wayback Machine.
  • (Indonesia)
    Ilmu purbakala Palembang – situs balai arkeologi Palembang Diarsipkan 2022-12-23 di Wayback Machine.



Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Arkeologi




banner

×