5. “Kamu pantas untuk mengeluh, Alang-alang,” kata pohon Oak. Kalimat tidak langsung dari kalimat


5. “Kamu pantas kerjakan menghubungkan, Ilalang,” pembukaan pohon Oak. Kalimat enggak spontan dari kalimat di atas adalah….


CERITA:
Pohon Oak dan Suket Lalang
Karya: Aeosop
Sebuah pohon Oak yang sangat besar merecup di got bengawan yang sekitarnya juga terwalak
rumput Ilalang yang kurus. Ketika angin bertiup, pohon Oak akan berdiri dengan gagah
menantang angin dengan ratusan cabang-cabangnya nan mengarah ke ke langit. Tentatif
itu, di saat yang sama, Alang-alang akan membungkukkan tubuhnya dengan sangat kurang
dan merunduk saat tertiup kilangangin kincir.
“Kamu pantas untuk mengeluh, Alang-alang. Saja minus tiupan angin semata-mata mutakadim cukup
kerjakan menundukkan kepalamu, sedangkan Saya, Oak yang perkasa, memancang dan
kokoh bukan tergoyahkan,” perkenalan awal pohon Oak.
“Jangan khawatir terhadap kami. Kilangangin kincir enggak akan dapat menyakiti kami. Kami menunduk
agar enggak patah, sedangkan kamu dengan segala apa kebanggaan dan faedah, sejauh ini
masih berlimpah menahan tiupannya. Akan tetapi, suatu saat semua ini akan bercerai,”
balas Alang-alang.
Saat sang Ilalang radu berbicara, datanglah sebuah angin angin ribut dari timur.
Pohon Oak berdiri dengan gagahnya dan hadang badai tersebut, provisional Alang-alang
merunduk makin rendah. Kilangangin kincir yang bertiup lebih kencang dan membuat pohon Oak
yang perkasa tumbang, tercabut dari akarnya dan terbaring di antara Alang-alang.​




banner

×