40 Metode Pendidikan Dan Pengajaran Rasulullah Pdf
Metode pengajaran yaitu pendirian yang digunakan guru dalam mengadakan sangkutan dengan murid plong detik berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai organ cak bagi menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode diharapkan merecup dengan berbagai kegiatan sparing siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan prolog bukan terciptalah interaksi edukatif. Kerumahtanggaan interaksi ini master-guru berlaku perumpamaan penyambut atau penyuluh, sementara itu siswa bermain sebagai penerima maupun yang dibimbing. Proses ini akan melanglang baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan suhu. Makanya akhirnya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan sparing murid.
Untuk menciptakan suasana kondusif dan ki menenangkan amarah dalam mengajar para sahabatnya, Rosulullah SAW menggunakan bermacam-keberagaman metode. Hal itu dilakukan untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan peserta. Di antara metode yang diterapkan Rosulullah adalah :
1.
Metode pidato
2.
Metode dialog, misalnya dialog anatara Rosulullah dengan Mu’adz ibnu Jabal ketika Mu’adz akan diutus bak kadi di negeri Yaman.
3.
Metode diskusi alias cak bertanya jawab, demap sahabat bertanya kepada Rosulullah adapun suatu hukum, dan Rosulullah menjawabnya.
4.
Metode diskusi, misaalnya antara Rosulullah dan para sahabatnya tentang hukuman yang akan diberikan kepada tawanan perang Badar.
5.
Metode demonstrasi, misalnya hadis Rosulullah “
Sembahyanglah kamu sebagaimana kamu mengintai aku sembahyang
“
6.
Metode aksprimen, metode sosiodrama, dan berlaku peranan.
Selanjutnya, metode pendidikan kesusilaan yang disampaikan maka dari itu Nabi dengan mendiktekan ayat-ayat Al-Qur’an nan weduk kisah-kisah umat dahulu kala, supaya diambil pencekokan pendoktrinan dan ikhtibar dari kisah itu. Orang patuh dan tetap mengikuti Rosulullah, akan dapat kebahagiaan, dan orang durhaka akan mendapat aniaya, sebagaimana kisah Qarun yang bakhil, dan kisah Musa yang berbuat baik kepada pemudi Rasul Syu’aib dan bukan-lain.
Disamping dengan metode kisah, pendidikan akhlak juga dilakukan dengan metode penegasan dan Uswatun Hasanah. Misalnya dengan menguraikan barometer orang-orang inkonsisten dan balasannya, dan mempersaudarakan antara kaum Ansar dengan Muhajirin. Metode-metode akhlak yang diterapkan Rosulullah SAW sangat berbekas didalam pola tingkah laku para sahabat. Keadaan ini dapat dilihat mulai sejak kondisi umat pada ketika itu yang khusyuk patuh dan taat kepada Rosulullah SAW. Persaudaaraan di antara mereka kaun Ansar dan Muhajirin tercacak dengan rapat dan kokoh, dan penuh kasih sayang.
Sedangkan memberikan materi pendidikan boleh tergambar dari sikap Rosulullah SAW momen terjadi prosess pembelajaran antara Jibril yang berperilaku bagaikan murid dan Rosulullah umpama pendidik. Konsep tersebut bisa tegambar dari apa yang sudah lalu dikemukakan oleh Najib Khalid Al-Amr, dengan mengutip suatu hadis nan diriwayatkan makanya Umar bin Khatthab. Titah tersebut menggambarkan bahwa wibawa, kondisi, kejadian,sikap dan resan, serta posisi Rosulullah SAW sebagai hawa menggambarkan manusia pendidik yang menguasai strategi dan metode pendidikan. Rosulullah duduk di hadapan Jibril membawa pertanyaan sesuai dengan kemampuannya. Apabila persoalan enggak diketahui jawabannya secara pasti, maka Rosulullah tidak sipu buat mengatakan tidak tahu. Rosulullah mendengarkan secara seksama dan teliti terhadap pertaanyaan nan diajukan oleh Roh kudus, sehingga beliau berharta menjawabnya dengan tepat kembali. Hal ini menyantirkan kondisi pelaksanaan pendidikan yang kondusif.
Nilai-nilai yang dapat diambil dari sikap sang pesuluh terhadap pendidikan Islam dari hadis tersebut boleh digambarkan dalam skema berikut ini :
1.
Soal yang diberikan harus jelas.
2.
Cak bertanya nan disampaikan harus singkat.
3.
Persiapan raga dan rohani lakukan menuntut ilmu.
4.
Siap mendengarkan dengan baik setelah memajukan pertanyaan.
5.
Tenang dalam menyampaikan pertanyaan-tanya dan tidak disampaikan sewaktu.
6.
Cak bertanya yang disampaikan harus penting.
7.
Sangkutan yang disampaikan harus akurat dan ilmiah.
8.
Pemilihan hari nan tepat kerjakan bercocok master dan duduk mendekat dengan guru.
9.
Posisi duduk murid yang menyehatkan.
Metode Rosulullah SAW internal mendidik anak dapat dilihat berbunga arti titah beruikut ini :
Anas RA berkata, “ Rosulullah SAW ialah makhluk yang paling baik akhlaknya. Aku punya saudara nan dipanggil Abu Umair, dia momongan yang sudah dipisahkan dari susuan. Kalau datang, ia berkata “ wahai Serbuk Umair barang apa nan dilakukan
nughair
(burung kecil) “. Kadang-kadang ia berperan dengan engkau. Kalau tiba detik salat provisional beliau berlambak di kondominium kami, ia meminang babut nan ada dibawahnya, lalu permadani itu beliau sapu dan ditiup-hembus. Kemudian beliau berdiri dan diikuti oleh kami di belakangnya”. (HR. Buhkari, Orang islam, Turmidzi, dan Serdak Daud).
Poin-biji yang boleh diambil bermula metode Rosulullah SW dalam mengajar anak asuh kehidupan dini ialah sebagai berikut :
1.
Menyediakan waktu untuk bermain dangn anak-anak asuh.
2.
Memperaktekkan dedikasi untuk bisa mengamalkan ceria secara iman dan berperilaku maujud.
3.
Shalat Rasulullah didalam kondominium menanamkan kesadaran teladan dalam urusan ibadah.
4.
Kalimat nan diucapkan oleh Raqsulullah SAW, “Wahai Abu Umair, apa yang diselesaikan Nughair?” punya beberapa faidah di antaranya :
a.
Kata-kata akhirnya semupakat dengan spirit.
b.
Mudah dihafal.
c.
Mudah diucapkan.
5.
Turunnya Rasulullah ke atas intelek anak bisa membuahkan rassa optimis pada diri momongan.
6.
Memakai cara dengan panggilan. Teori ini dapat menerimakan kesan kepada keluarga bahwa anaknya sudah dewasa.
Berbeda dengan metode Rosulullah SAW dalam godok anak plong umur puber, seperti yang bisa dilihat bersumber hadis berikut :
Abi Umamah, dalam hadis riwayat Ahmad, mengisahkan bahwa seorang pemuda telah datang merentang, Nabi SAW, seraya mengomong “Wahai Rosulullah, izinkanlah aku berzinah”, orang-orang nan ada di sekitarnya menghampiri dan memaki, “Celaka engkau, celaka engkau !” Rosulullah mendekati pemuda itu dan duduk di sampingnya. Kemudian terjadilah dialog nan jenjang antara Rosulullah SAW dengan jejaka itu. Rosulullah SWA berkata “Apakah engkau cak hendak hal itu (zina) terjadi pada ibumu ?” Pemuda itu menjawab “Kadang-kadang tidak, demi Almalik yang menjadikan saya ibarat tebusan Tuan”. Rosulullah SAW sekali lagi merenjeng lidah “Semacam itu pula orang enggak, tak cak hendak hal itu terjadi sreg ibu mereka. Apakah dia ingin hal itu terjadi pada plasenta perempuanmu ?” Pemuda itu itu menjawab “Sekali-sekali tak, demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan Empunya”. Rosulullah SAW kembali berkata “Sedemikian itu pula orang lain, tidak kepingin kejadian ini terjadi pada sudari-saudari mereka. Apakah engkau ingin hal ini terjadi pada tali pusar perempuan bapakmu ?” Pemuda itu menjawab “Sekali-sekali tidak, demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan Empunya”. Rosulullah SAW kemabali bersabda “Sejenis itu kembali orang lain, tidak ingin kejadian ini terjadi pada tembuni perempuan bapakmu. Apakah dia kepingin peristiwa ini terjadi pada uri upik ibumu ?” Cowok itu menjawab “Sekali-kali lain, demi Allah yang menjadikan saya ibarat tebusan Tuan”.Rosulullah SAW kembali bertutur “Begitu pula cucu adam tidak, tidak cak hendak hal ini terjadi pada saudara perempuan ibu mereka”. Kemudian Rosulullah menyandang dada cowok itu cak sambil merenjeng lidah “Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan periharalah kemaluannya !”. setelah keadaan itu, pemuda tadi menjadi orang yang arif ”.
Poin-nilai pendidikan yang dapat diambil dari metode Rosulullah internal mengajar anak usia puber di atas seumpama berikut :
1.
Mengajak anak usia puber kerjakan mempertanyakan inti permaslahan sehinggapikirannya tidak terpecah.
2.
Rosulullah SAW menguasai aspek psikis anak asuh usia puber.
3.
Rosulullah SAW membuka dialog dengan anak semangat puber.
4.
Rosulullah SAW memberikan cak bertanya yang jumlahnya banyak, dan banyaknya soal menambah dalil dan alasan.
5.
Urun pendapat dilakukan dengan sistem pertanyaan jawab.
6.
Menyatukan dan mengkosentrasikan ingatan anak usia puber pada soal yang dilontarkan.
7.
Mengoptimalkan interaksi esenssial antara pendidik dan anak semangat puber.
8.
Jawaban dari anak asuh usia puber bisa dikategorikan bak dalil ilmiah atas dirinya.
Source: https://atickapermata.blogspot.com/2013/03/metode-pengajaran-rasulullah-saw.html